Malang – Sosok Kurnia Meiga Hermansyah di bawah mistar gawang, benar-benar sulit tergantikan. Sejak mundur 24 September 2017 lalu karena sakit, setelah sembilan tahun mengawal gawang Arema FC. Bahkan dalam 10 tahun terakhir (2009-2019), rekor minute played tertinggi tim Singo Edan, masih dia pegang. Yakni 2.965 menit dalam 33 kali penampilannya. Plus dua kartu kuning di atas lapangan hijau, yang dia bukukan pada Indonesia Super League (ISL) 2013.
Sebuah catatan fantastis, yang sulit dilakukan untuk seorang penjaga gawang. Rekor minute played-nya unggul tiga menit lebih lama, dibandingkan peringkat kedua, Makan Konate 2.962 menit dari 33 laga pada Liga 1 2019.
Sembilan tahun bersama Arema, Kurnia Meiga juga catat clean sheet dalam 79 laga (7.110 menit) dan total telah bermain dalam 167 laga atau 15.030 menit.
Pada kompetisi Indonesia Super League 2013 (ISL), saat Arema dibesut head coach Rahmad Darmawan, kiper kelahiran Jakarta 7 Mei 1990 tersebut, tampil 33 kali sebagai starter dari total 34 laga timnya.
Dia hanya sekali absen, karena cedera ringan di tangan, saat Arema menjamu Persipura Jayapura pada 12 Mei 2013 di Malang. Sebagai starter, Meiga juga hanya sekali digantikan oleh almarhum kakak kandungnya, Ahmad Kurniawan, menit ke-83, saat timnya membungkam Persepam Madura Utama, dengan skor 4-2 pada 28 Februari 2013 di Malang.
Rekor minute played tertinggi atas namanya, hanya sebatas bisa didekati oleh geladang serang Arema FC, pada Liga 1 2019, Makan Konate. Menempati posisi kedua, pemain asal Mali tersebut, mencetak catatan durasi waktu 2.962 menit. Selisih tiga menit di bawah Meiga.
Konate juga membukukan 33 kali bermain sebagai starter. Sekali absen karena akumulasi tiga kartu kuning. Sekali digantikan menit ke-82 oleh Vikriyan Akbar Fatoni, ketika Arema dikalahkan Barito Putera dengan skor 0-3, pada 22 Desember 2019 Stadion Demang Lehman, Martapura, Kalimantan Selatan.
Peringkat ketiga diduduki playamaker asal Republik Slovakia, Roman Chmelo dalam 33 laga penampilannya. Mencatat durasi 2.925 menit pada komoetisi ISL 2009/2010. Disusul posisi keempat center back sekaligus kapten tim Arema FC pada ISL 2011/2012, Pierre Patrick Seme (Kamerun). Yang bermain 2.865 menit dalam 32 laga.
Urutan kelima Victor Chukwuekezie Igbonefo, bek tengah kelahiran Lagos, Nigeria pada ISL 2013. Mencatat minute played 2.836 menit dalam 32 laga, dan posisi keenam, Johan Ahmad Alfarizi pada ISL 2013. Membukukan durasi 2.789 menit dalam 31 laga penampilannya.
‘’Kurnia Meiga adalah sosok, untuk jawaban sektor penjaga gawang masa depan Timnas Indonesia. Setelah era Hendro Kartiko dan Markus Horison. Dia beruntung dikaruniai postur yang ideal (187 cm/75 kg, Red.). Reflek dan reaksi yang bagus, serta tenang. Juga kakinya mempunyai kekuatan dalam bermain bola pendek, dengan passing yang terukur. Saya berfikir Kurnia Meiga akan sulit tergantikan dalam waktu yang lama kalau kondisinya fit,’’ ujar Rachmad Darmawan lewat WhatsApp-nya.
Sementara mantan bek tengah Arema era 2016 dan 2018-2019), Hamka Hamzah, berada di urutan ke-10. Mencatat 2.700 menit sepanjang 30 laga pada Indonesia Soccer Championshiop A 2016 (ISC A 2016).
Pierre Beyaka Njanka dalam ISL 2009/2010, mengukir durasi 2.654 menit (31 laga) berada di posisi ke-12, dan diikuti Cristian Gerard Alvaro Gonzales urutan ke-13 dengan minute played 2.582 menit dalam 32 laga ISL 2013.
Bomber asal Singapura, yang membawa Arema menjuarai ISL 2009/2010, Noh Alam Shah menduduki posisi ke-18 dengan catatan 2.529 menit selama 30 laganya.
Setelah tiga tahun lebih tak merumput, sejak 14 September 2017 silam, aktivitasnya bersama sang istri, Azhiera Adzka Fathir, kini berwirausaha di bidang kuliner. Melayani katering dan panganan camilan. Lewat rumah usahanya, Pondok Citra by Kurnia Meiga, yang menyajikan aneka masakan Nusantara. Seperti Gudeg Komplit, Garang Asam, Nasi Kebuli, Tumpeng, dan Bento Ulang Tahun.
Juga camilan Kripik Kocak dan Ceker Dajal di bilangan Jakarta Timur. Sekaligus tempat tinggalnya bersama sang istri dan kedua buah hatinya. Kurnia Sabrina Az-Zahra dan Kurnia Meiziah Talita.
‘’Kurnia Meiga membuktikan mulai SEA Games 2011 di Jakarta-Palembang dan 2013 di Myanmar, serta di Timnas Indonesia senior, posisi dia tidak dan sulit tergantikan. Meiga penjaga gawang yang memang berkualitas dan terbaik dalam banyak sisi di Indonesia, bahkan Asia,’’ tandas Rachmad Darmawan tentang kiper kelahiran Jakarta, 7 Mei 1990 itu.
Dia memang harus mengakhiri sementara waktu karirnya, pasca laga pekan ke-21 Liga 1 2017. Laga Rabu (23/08/2017) ketika Arema mempermalukan Barito Putera 2-1 di Stadion Stadion 17 Mei Banjarmasin, menjadi laga terakhirnya.
Sisa 13 laga dia harus absen. Karena didera sakit typus. Setelah sebelumnya juga alami sakit demam berdarah dengue (DBD). Diagnosa medis, kiper berpostur 185 sentimeter itu, ada pembengkakan pada syaraf diantara kedua mata, yang menyebabkan pandangannya agak kabur.
Catatannya saat Liga 1 2017, sebelum absen panjang, Meiga tampil penuh dalam 19 laga berdurasi 1.710 menit atau 100 persen. Saat itu dia hanya kebobolan 17 gol, ketika berada di bawah mistar gawang.
Begitu dia mundur dan gawang dikawal secara bergantian oleh Dwi Kuswanto dan Utam Rusdiana, tim Singo Edan justru kebobolan 27 gol. Masing-masing Dwi Kuswanto (7 laga dan kebobolan 16 gol) dan Utam Rusdiana (6 laga dan kebobolan 11 gol).
‘’Soal comaback, surprise….Insyaallah ada kabar baik. Bisa bisa jadi kawan atau kembali bersama Arema. Atau bisa jadi lawan di klub lain,’’ ungkap Kurnia Meiga, di kanal Youtube Hanif & Rendy Show, milik Hanif Sjahbandi dan Rendy Juliansyah. (act/rdt)