Malang – La Nina. Sebuah fenomena dengan intensitas hujan yang tinggi. Bisa dikata terus menerus. Disertai pula angin kencang. Dampak dari menurunnya suhu air laut di Samudera Pasifik di bawah rata-rata suhu di sekitarnya. Muncul di awal musim hujan.
BMKG Stasiun Klimatologi Karangploso Malang memperkirakan, dampak global La Nina akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Antara September sampai November 2020. Bisa saja Oktober ini. Prediksi peningkatan curah hujan sampai 40 persen. Bahkan lebih dari itu. Tidak hanya di Malang Raya atau Jatim saja. Hampir di seluruh wilayah Indonesia akan mengalami, kecuali Sumatera dan sebagian Kalimantan.
Berpotensi menjadi pemicu bencana hidro-meteorologis. Seperti banjir dan tanah longsor. Bisa merusak tanaman-tanaman pertanian. Dampak lainnya, cuaca tak menentu. Membuat orang dan hewan rentan terkena penyakit. Karena itu agar selalu jaga kesehatan, sering olahraga, dan rajin minum vitamin.
Fenomena La Nina telah menjadi atensi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Merekomendasi kesiapsiagaan. Tak hanya tingkat provinsi. Tetapi hingga tingkat desa, bahkan keluarga. Seluruh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga harus siaga.
Bagaimana BPBD Malang Raya? Mulai menyiapkan posko 24 jam. Selalu koordinasi dengan BMKG dan BPBD provinsi. Pembentukan desa tangguh, dan lainnya. “Di Batu sudah ada 11 desa tangguh bencana. PAK kami usulkan 4 lagi, sehingga totalnya 15 desa tangguh bencana,” kata Kepala BPBD Kota Batu, Agung Sedayu.(ekn)
>>>>>>>>Selengkapanya di harian DIs Way Malang Post Edisi Kamis (15/10)