Batik merupakan salah satu warisan budaya yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia. Hal ini menjadi suatu kebangaan tersendiri bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia kala memakai kain istimewa yang mendunia. Ragam motif batik juga menjadi sarat makna dan identitas suatu derah. Siapa sangka Kabupaten Malang menjadi daerah yang potensif akan keberadaan UMKM. Terlebih pada pengembangan UMKM yang memproduksi batik khas daerah Malang. Pada kesempatan kali ini, UMKM Batik Dewandaru yang terletak di Dusun Kampung Baru, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang akan berkolaborasi dengan program hibah pengabdian masyarakat yang diselenggarakan oleh Ristek-Dikti dan dilaksanakan oleh tim dosen muda Kota Malang yang terdiri oleh Vika Annisa Q. S.E., M.E (Universitas Negeri Malang), Ermita Yusida S.E., M.E., M.BA, dan Ir. Sujatmiko (Universitas Merdeka Malang) pada Agustus 2020, guna menyisir problematika yang dihadapi UMKM dengan solusi yang tepat guna.
UMKM Batik Dewandaru berdiri sejak tahun 2017 dan bergerak dibidang produksi kain batik tulis Khas Kabupaten Malang. Dalam perjalanan karir usaha batik Dewandaru permasalahan pertama yang dihadapi oleh UMKM ialah belum adanya alat membatik yang modren serta rantai pemasaran yang masih abu-abu karena UMKM masih tetap harus mencari segmentasi konsumen secara mandiri meskipun telah tergabung pada binaan dinas koperasi. Hal ini cukup menimbulkan inefisiensi waktu dan memberikan dampak pada penjualan dari kain batik.
Tim pengabdian melangkah pada tiga solusi strategis dalam memecahkan masalah UKM Dewandaru. Pertama, inovasi penggunaan alat batik moderen dengan memanfaatkan teknologi mutakhir yang purwarupakan menjadi cangting listrik, alat batik cap, dan bak celup pewarnaan yang diserahkan kepada UMKM pada 18 Agustus 2020. Kedua, mengusung pelatihan market engagement Serta digital marketing mix. Dan ketiga, upaya pengenalan financial technology guna mendorong kekuatan daya saing UMKM yang dilaksanakan pada 29 Agustus 2020.
Dari hasil evaluasi kegiatan menunjukkan adanya peningkatan produktivitas UMKM sebesar 20 persen serta dalam kurun waktu satu bulan UMKM dapat menjual 10 kain batik sekaligus. Disisi lain juga terdapat peningkatan peminat potensial batik Dewandaru yang mengalami peningkatan pemesanan sebesar 60 persen. Serta melebarnya sayap marketing produk Dewandaru melalui media sosial yang menyerap banyak calon konsumen potensial.
Sehingga dari kegiatan pengabdian ini menunjukkan bahwa inovasi tepat guna menjadi slaah satu kunci dalam mengusut inefisiensi yang terjadi pada proses produksi. Teknologi yang terus berkembang menjadi tangan kanan manusia dalam menyelesaikan kegiatan yang dapat mengasilkan profit. Digitalisasi yang terus bergerak eksponensial hingga hari ini membuka peluang untuk turut andil didalamnya sebagai bentuk adaptasi guna menyerap energi positif dan menambah variable kepercayaan konsumen dari usaha yang kita miliki sehingga dapat memberikan feedback yang saling menguntungkan.
1 thought on “Sentuhan Teknologi, Tingkatkan Produktivitas UMKM Batik”