
INDAH: Inilah beberapa rancangan batik tulis karya Diah Gardenia yang sudah di pamerkan di beberapa galeri. (Erwin/DI’s Way Malang Post)
Malang – Mencintai dunia lukis dan seni batik sejak belia, membuat Diah Gardenia, mantap menjadi seorang perancang batik tulis tangan. Pun ketika masa pandemi Covid-19 saat ini, Diah Gardenia terus bangkit dan semangat untuk terus menciptakan karya batik terbarunya. Terutama yang sudah dia lakukan sejak dulu. Menciptakan batik motif-motif alam, yang menghadirkan warna-warna yang cerah dan beragam. Di antaranya tumbuhan, bunga, daun, serta fauna khas Indonesia.
‘’Sejak dulu, saya suka melukis dan membatik. Oleh karena itu, saya ingin mengerjakan dua-duanya sekaligus. Akhirnya tercetus ide untuk membuat batik tulis tangan. Harapannya bisa menginspirasi teman-teman yang lain,’’ ungkap perancang busana kelahiran 5 Mei 1968 ini.
Mengenai objek yang ia angkat, Diah mengakui sejak dulu dirinya selalu takjub dengan keindahan yang diciptakan Tuhan.
‘’Melihat alam, bunga dan ciptaan Allah yang lain, saya selalu kagum. Gradasi dan warnanya sangat indah. Membuat hati bahagia. Kekaguman dan kebahagiaan ini saya tuangkan lewat desain,’’ kata Diah.
Warna-warna cerah yang ia usung pun, dirasa cocok untuk menaikkan suasana hati masyarakat di masa pandemi.
‘’Kalau dalam psikologi, warna bisa membuat mood seseorang jadi semakin baik. Jadi, orang yang melihat atau memakainya akan merasa lebih senang,’’ urainya.
Setiap corak yang ia usung pun selalu mempunyai filosofi yang mendalam. Seperti motif burung cendrawasih dalam salah satu karyanya.Burung tersebut hadir dalam warna kuning dan oranye dengan latar berwarna hijau serta detail awan-awan serta motif-motif layaknya daun.Tidak seperti batik pada umumnya, batik lukis tangan memang memiliki keunggulan warnanya yang kaya akan gradasi dan ornamen yang detail.
‘’Saya ingin mengangkat burung cenderawasih, untuk mengingatkan sisi keindahan alam Irian. Dalam ceritanya, cendrawasih ini kan dikenal sebagai burung yang diturunkan dari surga,’’ terangnya.

Burung cendrawasih hidup di tengah hutan belukar yang gelap dan liar. Hal ini memiliki filosofi, ada sesuatu yang cantik dalam balutan yang gelap sekalipun.
‘’Ini bisa menyimbolkan jangan melihat orang dari cover-nya saja. Ternyata di dalam hutan tadi kan ada keindahan. Sama seperti menilai orang, kelihatannya nyebelin ternyata dia malah bisa bikin happy,’’ papar Diah.
Menurutnya, batik tulis tangan memang cenderung lebih sulit dibuat apalagi saat proses pewarnaan, seperti bermain gradasi dan tebal tipisnya.
‘’Kalau bikin seperti ini paling cepat bisa dua minggu. Ada yang sampai berbulan-bulan,’’ tandasnya. (Erw/ekn)