Jakarta – Hasil riset Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkap adanya potensi tsunami disepanjang pantai selatan Jawa Barat hingga Jawa Timur. Riset ini juga memakai data dari BMKG dan GPS.
Peneliti ITB Sri Widiyantoro menjelaskan tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur, tinggi maksimum rata-rata 4,5 meter di sepanjang pantai selatan Jawa jika terjadi bersamaan.
Terkait hal tersebut, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menyebut gelombang lautan raksasa tersebut diperkirakan hanya butuh waktu selama 20 menit untuk sampai pinggir pantai, seperti dikutip detik.com, Jumat (25/9).
“Dari hasil modelling kami, di selatan Jawa kurang-lebih hanya sekitar 20 menit tsunami sudah melanda daratan,” kata Rahmat.
Bila gempa besar dengan magnitudo (M) 9,1 terjadi di zona megathrust, 20 menit kemudian gelombang tsunami akan sampai di pantai. Masyarakat di daratan tidak bakal punya banyak waktu untuk menyelamatkan diri. Zona megathrust di selatan Jawa meliputi jalur Sunda Megathrust yaitu zona subduksi antara Lempeng India-Australia dengan Lempeng Eurasia. Sunda Megathrust merentang dari pantai barat Sumatera hingga Kepulauan Nusa Tenggara.
Adapun jarak antara Pulau Jawa dan Sumatera ke jalur megatrhust sekitar 200-250 km. Dari jalur itu, bisa terjadi gempa besar yang memicu tsunami besar.
Lebih lanjut ia meminta Masyarakat di kawasan pesisir untuk lebih waspada apabila terjadi gempa.
“Kalau memang tinggal di dekat garis pantai, kalau merasakan guncangan yang kuat, ya, tidak usah menunggu warning, karena tidak lama kemudian kemungkinan besar tsunami akan terjadi. Begitu ada guncangan, ya lari. Kalau menunggu warning, itu artinya sudah kehilangan waktu,” ungkapnya.
Sistem peringatan dini tsunami (InaTEWS/Indonesia Tsunami Early Warning System) juga bakal dites pada 6 Oktober nanti, lewat gelaran Indian Ocean Wave Exercise 20 (IOWave20) pada 6 Oktober nanti. Acara itu berupa simulasi gempa bumi magnitudo (M) 9,1 dan respons sistem InaTEWS. Banyak negara yang berpotensi terkena dampak tsunami bakal terlibat.
“Namun, sebaik-baiknya peringatan dini, lebih baik adalah kesadaran masyarakat untuk segera merespons, melakukan evakuasi mandiri,” kata dia. (dtk/anw)