MALANG POST – Persoalan sampah masih menjadi pekerjaan rumah banyak daerah, tak terkecuali Kota Batu. Namun, sepanjang 2025, Pemkot Batu menunjukkan keseriusannya menata pengelolaan sampah secara lebih terukur dan berkelanjutan.
Salah satu langkah konkret ditandai dengan penandatanganan komitmen kerja sama offtaker hasil pengelolaan sampah antara Pemkot Batu dan COOSAE, yang digelar di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani. Momentum tersebut sekaligus menjadi ajang refleksi capaian pengelolaan sampah selama 2025, sekaligus penajaman arah kebijakan menuju 2026.
Wali Kota Batu, Nurochman menegaskan, persoalan sampah bukan pekerjaan instan, melainkan komitmen jangka panjang yang harus ditangani secara bertahap, konsisten dan melibatkan banyak pihak.
“Masalah sampah adalah komitmen kami. Tidak bisa selesai dalam semalam. Tapi dengan langkah yang tepat dan kerja sama seluruh pihak, persoalan ini bisa kita tuntaskan secara bertahap,” tegas Cak Nur sapan Nurochman.
Menurutnya, penguatan sinergi lintas sektor menjadi kunci. Mulai dari perangkat daerah, pelaku usaha, komunitas, hingga dukungan program seperti Local Service Development Program (LSDP). Semua diarahkan untuk memastikan sistem pengelolaan sampah berjalan efektif dari hulu ke hilir, bukan sekadar memindahkan masalah dari satu titik ke titik lain.
Upaya tersebut mulai membuahkan hasil. Data Pemkot Batu mencatat, sepanjang 2025 timbulan sampah mencapai 44.178 ton. Angka ini turun cukup signifikan dibandingkan 2024 yang menembus 52.910 ton. Penurunan lebih dari 8.700 ton itu menjadi indikator bahwa arah kebijakan pengelolaan sampah mulai berjalan di jalur yang benar.
Tak hanya dari sisi timbulan, capaian pengurangan sampah juga mengalami peningkatan. Pada 2025, pengurangan sampah mencapai 30,95 persen atau sekitar 30 persen. Angka ini naik dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di kisaran 28 persen atau setara 25,69 persen.

PERKUAT KOLABORASI: Pemkot Batu terus melakukan penguatan kolaborasi untuk terus menekan angka timbulan sampah di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
“Artinya, semakin banyak sampah yang berhasil dikelola sebelum berakhir di tempat pembuangan akhir,” tambahnya.
Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto menilai, capaian tersebut tidak lepas dari penguatan peran masyarakat, khususnya di tingkat rumah tangga. Menurutnya, perubahan perilaku menjadi fondasi utama pengelolaan sampah berkelanjutan.
“Kampanye pengelolaan sampah harus dimulai dari rumah. Sampah itu punya nilai. Bisa menjadi berkah kalau dipilah dan dikelola dengan benar sejak sumbernya,” ujar Heli.
Ia menekankan pentingnya pemilahan sampah sejak awal, pengolahan yang tepat, serta keberlanjutan ekosistem hilir, termasuk kepastian offtaker. Dengan ekosistem yang saling terhubung, pengelolaan sampah tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi sirkular.
Kegiatan tersebut juga menjadi ruang dialog terbuka antara pemerintah dan para pemangku kepentingan. Berbagai masukan disampaikan langsung kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota, mulai dari aspek teknis lapangan hingga penguatan regulasi.
“Kami memastikan, seluruh saran akan menjadi bahan evaluasi agar kebijakan pengelolaan sampah tetap adaptif, implementatif dan selaras dengan kebutuhan di lapangan,” kata Heli.
Dengan capaian penurunan timbulan sampah yang nyata dan kolaborasi yang terus diperkuat, Pemkot Batu optimistis target pengelolaan sampah berkelanjutan dapat dicapai secara bertahap. (Ananto Wibowo)




