SELEBRASI: Gol perdana Iksan Lestaluhu sepanjang dua musim bersama Arema, baru tercipta di pekan ke-15 Super League. Pantas jika Iksan merayakan golnya dengan cukup emosional. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Masih beruntung Arema FC tidak sampai kalah di pekan ke-15 Super League musim 2025/2026 saat menjamu Madura United, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Ditinggal pelatih Marcos Santos dan striker andalan Dalberto Luan Belo, membuat permainan menjadi monoton, tanpa greget dan kehilangan sentuhan ala Singo Edan.
Asisten pelatih Andre Carlos, yang menggantikan posisi Marcos Santos di pinggir lapangan, terlihat mencoba meramu formasi dengan ‘zona aman’. Lebih banyak bermain dari kaki ke kaki di daerah sendiri, sembari berharap bisa membuka ruang di sektor pertahanan Madura United.
Anehnya permainan dalam tempo ‘santai’ itu, bukan untuk memancing pemain lawan masuk ke ruang Arema dan meninggalkan ruang, untuk bisa dilakukan terobosan atau counter attack. Tapi benar-benar terkesan sekadar wasting time.
Pun dengan kehilangan Dalberto, menjadikan Arema tidak lagi punya target man. Umpan terobosan atau long pass mengarah ke striker, tidak terlihat hampir di sepanjang pertandingan.
Padahal sebelumnya, pola permainan cepat itu, menjadi ciri khas Arema. Termasuk dengan memanfaatkan kecepatan para winger, untuk melakukan penetrasi dari sektor sayap. Pola itu juga tidak muncul.
Bisa jadi dalam laga yang dipimpin wasit asal Malaysia, Muhammad Nazmi, posisi sayap Arema dihuni mayoritas pemain lokal. Tidak ada Ian Puleio, menjadikan para winger Arema terkesan tidak berani melakukan tusukan.
Valdeci Moreira yang kemarin mengawali laga di posisi winger, masih bisa memberikan tekanan dari sektor kanan. Sayangnya, dukungan dari lini kedua kurang bisa memberikan keleluasaan untuk membuka ruang.
Iksan Lestaluhu yang dipasang di sayap, justru diinstruksikan untuk lebih membantu bertahan. Dengan hanya sekali-kali ikut menusuk dari sayap, ketika kondisinya memungkinkan.
‘’Memang ada instruksi agar saya tidak terlalu menusuk dari sayap. Tetapi bagaimana bisa menerobos dari lini kedua, sekaligus memperkuat bek sayap,” kata Iksan Lestaluhu, dalam post match press conference di Stadion Kanjuruhan, Selasa (23/12/2025) petang.
Tetapi untung Arema FC menurunkan pemain bernomor punggung 96 ini. Iksan tampaknya memiliki tuah dalam laga yang hanya disaksikan 780 penonton ini. Terbukti dua gol yang diciptakannya, mampu menghindarkan Arema dari kekalahan.
Meski belum juga mampu menang di Stadion Kanjuruhan dalam lima laga kandang terakhir, tetapi paling tidak dengan skor 2-2 (1-1), Arema bisa menghindarkan dari lima kekalahan beruntun.
Gol pertama Iksan, dihasilkan di menit ke 37, lewat tendangan keras dari sektor kanan pertahanan Madura United. Memanfaatkan umpan lambung Valdeci Moreira, Iksan yang berada beberapa meter dari tiang gawang Madura United sisi kanan, melakukan tendangan langsung tanpa kontrol.
Kerasnya tendangan yang mengarah ke pojok kiri gawang Diky Indriyana, membuat Madura United tertinggal terlebih dahulu.
Tapi kondisi itu tidak bertahan lama. Hanya butuh waktu enam menit bagi Madura United, untuk bisa menyamakan kedudukan.
Memanfaatkan bola liar dari hasil tendangan penjuru di menit ke-43, Luiz Marcelo Morais dos Reis alias Lulinha, bisa memanfaatkan dengan baik. Meski banyak pemain Arema di kotak penalti, tapi kecepatan Lulinha melihat bola liar lewat tendangan kerasnya, bola itu masuk ke gawang Lucas Frigeri.
Bahkan Arema berbalik tertinggal di menit ke-53. Lagi-lagi Lulinha yang menjadi momok bagi skuadra Singo Edan.
Dalam sebuah serangan cepat, Lulinha yang berada di tengah mendekati garis kotak 16, berhasil melepaskan diri dari kawalan pemain Arema.
Berhadap-hadapan langsung dengan Lucas Frigeri, Lulinha dengan cerdik mengarahkan bola ke pojok kanan gawang. Meski kiper asal Brasil itu mencoba menghadang, tapi bola yang tidak terlalu keras itu, masih bisa lepas dari jangkauan.
Keberuntungan Arema memainkan Iksan terjadi di menit ke-61. Ketika pemain yang sudah dua musim bersama Arema ini, melepaskan tendangan keras dari luar kotak penalti.
Ternyata arah bola meluncur keras ke pojok kiri gawang Madura United. Sebenarnya Diky Indriyana sudah mencoba menjatuhkan badan untuk menjangkau bola. Tapi arah bola yang terlalu jauh dari jangkauan, menjadikan si kulit bundar dengan keras meluncur ke pojok kiri. (Ra Indrata)




