MALANG POST – Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat bertema Knowledge Center Program: Sustainable Eco-Tourism, True Product Development, and Community Strengthening di di Desa Gubug Klakah Kabupaten Malang beberapa waktu lalu berhasil menyatukan kolaborasi lintas negara antara akademisi Politeknik Negeri Malang (Polinema) dan Universiti Teknologi Malaysia (UTM).
Kegiatan ini bertujuan mempercepat pengembangan ekowisata berkelanjutan serta memperkuat kapasitas komunitas setempat.
Acara yang terbuka untuk publik ini dihadiri oleh dosen, mahasiswa, serta warga setempat. Hadir antara lain Prof. Ir. Ratih Indri Hapsari, S.T., M.T., PhD, IPM, Wakil Direktur Bidang Akademik Polinema; Dr. Muhammad Akhlis Rizza, S.T., Koordinator Pengabdian Masyarakat P3M Polinema; Rachma Bhakti Utami, S.E., M.AB. Dari Tim Kerja Penguatan Kerja Sama Penelitian dan PKM serta perwakilan Humas, Samidi dan Dias Satrio Nugroho, A.Md.
Delegasi UTM dipimpin Dr. Nur Balqish Binti Hasan bersama dua mahasiswa internasional, Alyssa Amylea Binti Azlan dan Nur Syafiqah Binti Yusri. Warga Gubugklakah turut hadir, dipimpin Hery, Kepala Bidang Pemasaran, pemandu wisata lokal, dan tokoh masyarakat setempat.
Sesi pembuka dibuka dengan sambutan hangat Prof. Ratih yang memuji keindahan alam Gubugklakah sebagai lokasi ideal untuk ekowisata berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas lembaga untuk mengangkat potensi desa wisata yang berpihak pada kesejahteraan warga dan pelestarian lingkungan.
Sesi perkenalan diikuti dengan harapan kuat peserta untuk memperkuat kemitraan antara perguruan tinggi dan komunitas lokal. Diskusi membahas lima tema utama, yaitu Pemberdayaan Masyarakat, Pengembangan Homestay, Sertifikasi dan Legalitas, Promosi Digital serta Kolaborasi Internasional.
Pemberdayaan Masyarakat menekankan pada ekowisata berbasis pertanian dan kewirausahaan lokal dipandang kunci untuk meningkatkan ekonomi sambil menjaga budaya dan ekosistem.
Pengembangan Homestay menguatkan strategi menghadirkan pengalaman wisata autentik melalui studi pembandingan model legalisasi homestay Indonesia vs Malaysia, dengan fokus pada keamanan, legalitas serta sertifikasi lewat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Sertifikasi dan Perizinan Pemandu, menungkapkan meski sebagian pemandu sudah bersertifikat, rapat menekankan perlunya penyelesaian izin penuh untuk meningkatkan profesionalitas. Desa Gubug Klakah telah mendapatkan pengakuan nasional dari Lembaga Desa Wisata pada 2014.
Promosi Digital mencakup rencana pelatihan pemasaran digital bagi warga dalam satu bulan ke depan, fokus pada Facebook, TikTok dan Instagram, termasuk personal branding serta kerja sama dengan agen perjalanan untuk jangkauan pasar domestik maupun internasional.
Kolaborasi Internasional, dalam hal ini UTM menyatakan rencana membentuk jejaring wisata lintas negara antara Malaysia, Indonesia, dan Singapura untuk pendidikan pariwisata berkelanjutan, pertukaran pengetahuan, dan kerja sama penelitian.
Kegiatan berlanjut dengan kunjungan lapangan ke homestay-homestay lokal Gubug Klakah, memberikan peserta pengalaman langsung tentang keramahan warga, kuliner tradisional, serta nilai budaya yang menjadi bagian esensial ekowisata komunitas.
Rencana tindak lanjut yang disepakati meliputi: penyelesaian lisensi pemandu wisata pada triwulan pertama 2026, pendaftaran dan standarisasi fasilitas homestay secara berkelanjutan, serta pelaksanaan pelatihan pemasaran digital oleh perwakilan UTM dalam waktu satu bulan.
Selain itu, kerja sama dengan agen perjalanan Malaysia akan dikembangkan, promosi kuliner lokal dimasukkan ke dalam paket wisata, dan dokumentasi suasana homestay dilakukan oleh mahasiswa pariwisata serta tim media. Kegiatan ditutup dengan nuansa optimisme dan refleksi positif atas peluang kolaborasi jangka panjang.
Harapannya, kemitraan PKM Polinema-UTM ini menjadi model inspiratif bagi pengembangan wisata berbasis komunitas dan pendidikan berkelanjutan di wilayah Asia Tenggara, dengan dampak nyata terhadap kesejahteraan masyarakat Gubugklakah serta pelestarian budaya setempat. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




