MALANG POST – Ada perubahan nyata pada siswa, ketika program sekolah Adiwiyata dijalankan. Salah satunya, membuat siswa menjadi bertanggung jawab menjaga kebersihan lingkungan.
Kepala SMP Negeri 1 Tumpang, Umi Chapsah, saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Jumat (19/12/2025), menyampaikan kondisi tersebut.
“Tantangan terbesar justru berupa mengubah mindset dan perilaku seluruh warga sekolah.”
“Walaupun begitu, konsisten dan komitmen jadi kunci keberhasilan menjaga kebersihan lingkungan sekolah,” tambahnya,
Umi menjelaskan, untuk memastikan keberlanjutan Sekolah Adiwiyata, pihaknya membentuk kader yang menangani berbagai aspek. Seperti sanitasi, pengolahan sampah, penanaman, konservasi air dan biopori.
Kepala Bidang Penataan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Malang, Kiki Ardiano, menambahkan, ada lima indikator penilaian Adiwiyata yang harus dipenuhi.
Seperti kebersihan dan fungsi sanitasi, pengelolaan sampah, keanekaragaman hayati, konservasi air dan konservasi energi.
“Dari 2.400 sekolah di Kabupaten Malang, baru 201 sekolah atau kurang dari 10 persen yang berstatus Adiwiyata.”
“Tantangan terbesarnya, ada anggapan Adiwiyata itu mahal. Padahal bisa dilakukan sederhana dengan pengomposan menggunakan lubang tanah,” jelasnya.
Mulai tahun 2026, pihaknya akan melakukan evaluasi rutin dengan mengunjungi sekolah adiwiyata, untuk memastikan keberlanjutan program.
Sementara itu, dosen Program Magister Pengelolaan Sumber Daya Lingkungan Universitas Brawijaya, Dr. Bagyo Yanuwiadi menyampaikan, program sekolah Adiwiyata terbukti bisa mengubah perilaku siswa terhadap lingkungan.
Walaupun begitu, ingatnya, harus ada monitoring berkelanjutan untuk memastikan efektivitas.
“Evaluasi berkelanjutan dengan komponen penilaian Adiwiyata, sebagai indikator penting dilakukan secara rutin.”
“Selain itu, evaluasi bisa dilakukan dengan pertanyaan sederhana, yang mewakili kegiatan keseharian siswa,” sebutnya.
Pihaknya menilai, ada peluang besar lewat Program Adipura Kencana, yang mensyaratkan jumlah minimum sekolah Adiwiyata Mandiri. (Anisa Afisunani/Ra Indrata)




