MALANG POST – Puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 di Kota Batu menjadi momentum refleksi sekaligus apresiasi. Pemkor Batu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menutup rangkaian HKN dengan memberikan penghargaan kepada berbagai stakeholder yang selama ini berkontribusi dalam peningkatan pelayanan kesehatan.
Mengusung tema ‘Generasi Sehat, Masa Depan Hebat’, kegiatan tersebut digelar di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani, Rabu (17/12/2025). Suasana berlangsung hangat dan penuh semangat kolaborasi lintas sektor.
Kepala Dinkes Kota Batu, Aditya Prasaja menyampaikan, bahwa apresiasi diberikan sebagai bentuk penghargaan atas sinergi nyata yang telah terbangun. Ada sejumlah apresiasi yang kami berikan, seperti apresiasi untuk sinergitas implementasi Visi Misi mBatu Sae di bidang kesehatan diberikan kepada Forkopimda, rumah sakit dan organisasi kemasyarakatan.
“Sinergi ini penting. Kami memberikan apresiasi atas dukungan nyata dalam pelayanan kesehatan, termasuk penghargaan sadar Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di tujuh tatanan,” ujar Aditya.
Tak hanya itu, Dinkes Kota Batu juga menyerahkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) perdana. Sertifikat itu diberikan kepada SPPG Dadaprejo. Sertifikat tersebut menjadi penanda pemenuhan standar sanitasi dan keamanan pangan. Selain itu, bantuan peralatan antropometri juga diserahkan kepada 193 Posyandu se-Kota Batu guna memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak di tingkat masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Aditya juga menyoroti penanganan Tuberkulosis (TBC) yang masih menjadi pekerjaan rumah serius. Meski capaian penemuan dan pengobatan kasus TBC di Kota Batu tergolong baik, kewaspadaan tetap harus dijaga.
“TBC ini penyakit yang tidak kasat mata, tapi potensi penularannya cukup besar. Dari kontak erat, orang-orang di sekitarnya seharusnya juga dilakukan pemeriksaan,” jelasnya.
Menurut Aditya, tantangan terbesar saat ini bukan hanya pada penemuan kasus, tetapi memastikan pasien mau dan mampu menjalani pengobatan hingga tuntas. Pengobatan TBC membutuhkan waktu minimal enam bulan. Jika terputus di tengah jalan, risiko menjadi TBC resisten obat (RO) sangat besar.
“Kalau putus pengobatan, obat yang sama tidak akan mempan. Pasien bisa menjadi TBC RO, pengobatannya lebih lama dan regimen obatnya jauh lebih berat,” tegasnya.
Berbagai metode skrining telah dilakukan, mulai dari tes tuberkulin, pemeriksaan dahak hingga rontgen. Namun, stigma di masyarakat masih menjadi penghambat. Padahal, semakin cepat TBC ditemukan, semakin besar peluang sembuh dan semakin kecil risiko penularan.

APRESIASI: Wali Kota Batu, Nurochman saat menyerahkan piagam penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas kolaborasi apik di bidang kesehatan. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Sementara itu, Wali Kota Batu Nurochman menegaskan, bahwa peringatan HKN harus menjadi penguat komitmen bersama. Ia mengajak seluruh pihak untuk terus bersinergi, berkolaborasi, dan berinovasi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
“Kesehatan adalah fondasi. Dengan kolaborasi yang kuat, kita bisa melayani masyarakat dengan lebih baik,” ujar Cak Nur.
Ia menilai penyerahan peralatan standar bagi kader Posyandu merupakan langkah strategis. Dengan dukungan sarana yang memadai, kualitas layanan kesehatan dasar di tingkat kelurahan dan desa diharapkan semakin meningkat.
“Harapannya, pelayanan kepada masyarakat bisa lebih bagus lagi dan merata,” katanya.
Terkait TBC, Cak Nur menegaskan bahwa penanggulangannya menjadi komitmen pemerintah daerah. Tim relawan telah dibentuk untuk memperkuat upaya edukasi dan pendampingan pasien. Namun, stigma sosial masih menjadi tantangan besar.
“TBC masih sering dianggap tabu atau aib. Ini yang membuat pengobatan menjadi sulit. Padahal, kunci keberhasilan penanggulangan TBC adalah kolaborasi lintas sektor,” tegasnya.
Melalui sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, relawan dan masyarakat, Pemkot Batu menargetkan penurunan angka kejadian TBC, peningkatan kesadaran masyarakat, perluasan akses pengobatan, serta peningkatan kualitas hidup penderita TBC.
“Kolaborasi lintas sektor sangat penting. Mari bersama-sama meningkatkan kesadaran, pencegahan, dan pengobatan TBC di Kota Batu,” pungkasnya. (Ananto Wibowo)




