MALANG POST – Banjir yang kembali melanda Kota Malang beberapa waktu lalu menegaskan kenyataan pahit, dimana mitigasi bencana yang efektif belum juga terwujud.
Air menggenangi sejumlah ruas jalan dan rumah warga, mengungkap masalah inti yang telah lama terdeteksi: drainase yang tidak optimal dan sedimentasi yang menumpuk bertahun-tahun.
Di mata publik, persoalan drainase dan sedimentasi bukan lagi rahasia. H Bayu Rekso Aji, anggota DPRD from Dapil Klojen, dalam sebuah rilis yang diterima Redaksi Malang Post menegaskan.
Bahwa isu ini sudah beberapa kali dibahas dengan bukti teknis, tinjauan lapangan dan rekomendasi yang disampaikan kepada Pemerintah Kota melalui forum resmi di DPRD. Namun, menurutnya, tindakan nyata yang diambil belum mencukupi kebutuhan lapangan.
“Diagnosa masalahnya sudah jelas sejak lama. Kota ini tidak perlu lagi menambah teori baru; yang dibutuhkan adalah penegakan aturan yang tegas dan fokus pada penataan anggaran untuk penanganan banjir sebagai prioritas utama,” kata Bayu dengan nada tegas namun penuh harap.
Bayu menilai bahwa langkah konkret untuk kelola dana publik harus lebih terarah. Dalam pandangannya, penindakan terhadap bangunan yang melanggar regulasi dan menghambat aliran air perlu diberlakukan secara tegas.
Selain itu, alokasi anggaran yang memihak pada penanganan banjir harus menjadi prioritas utama dalam perencanaan APBD ke depan.
Sehubungan dengan penyusunan APBD 2027, Bayu memberikan saran konstruktif kepada Wali Kota dan DPRD. Program RT berkelas yang selama ini diproyeksikan perlu dievaluasi ulang.
Fokus utama evaluasi adalah bagaimana program-program tersebut bisa memperkuat upaya penanganan banjir dan membantu memutus siklus banjir tahunan yang telah lama menggerogoti kenyamanan hidup warga.
“Banjir pada 4 Desember ini adalah alarm keras. Kota ini tidak boleh terus tenggelam dalam masalah yang sebenarnya telah kita sampaikan sejak lima tahun lalu,” tegas Bayu dengan nada yang lebih empatik terhadap warga yang terdampak—mereka yang bangun di pagi hari untuk membersihkan rumah, kendaraan, dan harapan-harapan yang basah karena air.
Bayu berharap Pemerintah Kota segera mengambil langkah tegas dalam penegakan aturan, sementara DPRD memberikan dukungan politik melalui penganggaran yang tepat serta pengawasan yang ketat.
Dengan komitmen bersama dari semua pihak, Bayu optimis Kota Malang dapat membangun sistem yang lebih tangguh, yang mampu meminimalkan risiko bencana di masa depan, serta mengembalikan kepercayaan warga bahwa kota ini benar-benar berdiri untuk melindungi mereka. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




