MALANG POST – Tahun 2026 menjadi babak baru bagi sektor pariwisata Kota Batu. Jika tahun-tahun sebelumnya kalender wisata dipenuhi puluhan agenda, tahun depan daftar itu disederhanakan drastis. Dari lebih dari 60 event pada 2025, kini hanya 30 event yang masuk Kalender Event 2026.
Langkah pemangkasan ini bukan tanpa alasan. Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu harus melakukan penyesuaian setelah anggaran pariwisata ikut terdampak kebijakan efisiensi pemerintah pusat, termasuk pemangkasan dana transfer ke daerah (TKD). Evaluasi menyeluruh pun digelar, hingga akhirnya kuantitas event dipangkas separuh.
Kepala Disparta Kota Batu, Onny Ardianto menyampaikan, tren penurunan jumlah event ini sudah terlihat sejak dua tahun terakhir. Pada 2024 jumlah event 71, lalu 2025 turun menjadi 66. Untuk 2026, hanya 30 event yang di pertahankan.
“Ini bagian dari strategi penyederhanaan event yang fokus pada kualitas, bukan kuantitas,” ujarnya, Minggu (7/12/2025).
Menurut Onny, pemilihan event yang bertahan dilakukan ketat. Hanya kegiatan yang terbukti mampu menjadi traffic generator atau mendatangkan wisatawan dan memberi dampak ekonomi signifikan yang dipertahankan.
Ia mencontohkan event-event mandiri yang digagas pihak swasta, seperti Panderman Gravity Park Downhill yang tahun lalu diikuti banyak peserta mancanegara.
“Event private ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan swasta berjalan baik. Termasuk kontribusi Jatim Park Group dengan berbagai event unggulannya,” tutur Onny.
Menariknya, rilis awal sempat menyebutkan hanya 24 event. Namun setelah finalisasi, jumlah itu bertambah. Ada enam event tambahan yang dinilai memiliki nilai strategis tinggi.
“Event seperti Festival Nasi Empok dari Dinas Pertanian akhirnya dimasukkan. Jadi total fixed kalender event 2026 adalah 30 event,” tegasnya.

LAUNCHING: Wali Kota Batu Nurochman bersama jajaran Forkopimda Kota Batu saat melaunching kalender event Kota Batu 2026. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Wali Kota Batu, Nurochman tidak menampik bahwa efisiensi anggaran dan penurunan TKD menjadi penyebab utama penyusutan event tahun depan.
“Memang menurun cukup banyak. Tapi kami berkomitmen memastikan 30 event yang tersisa ini tetap memberi dampak ekonomi signifikan, terutama bagi masyarakat, UMKM dan sektor akomodasi,” ujar Cak Nur sapaan akrabnya.
Meski demikian, sejumlah event unggulan tetap aman dari pemangkasan. Batu Art Flower Carnival, Batu International Sport Tourism Festival (BISTF), hingga event-event sport tourism dan seni-budaya berskala besar tetap akan digelar seperti biasa.
“Ini adalah event yang sudah punya brand value kuat dan menjadi magnet wisatawan domestik maupun mancanegara. Jadi tentu harus tetap dijaga,” tambahnya.
Pemkot Batu tak ingin bergantung sepenuhnya pada APBD. Cak Nur membuka lebar peluang kolaborasi dengan swasta, komunitas, hingga pemerintah provinsi dan pusat untuk memperkuat agenda pariwisata tahun depan.
“Pengembangan pariwisata tidak bisa hanya bersandar pada APBD. Seluruh stakeholder, mulai pegiat seni budaya, pelaku usaha, hingga komunitas kreatif, adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam membangun Kota Batu yang hidup, nyaman, dan penuh daya tarik,” ungkapnya.
Dengan 30 event yang dipertahankan, Pemkot Batu berharap kualitas penyelenggaraan justru meningkat. Lebih rapi, lebih profesional dan lebih berpotensi mendorong perputaran ekonomi lokal.
“Walau jumlahnya turun, kami optimistis gairah pariwisata Kota Batu 2026 tetap terjaga. Sebab bukan soal seberapa banyak event yang digelar, melainkan seberapa besar manfaat yang bisa dirasakan masyarakat,” tutupnya. (Ananto Wibowo)




