MALANG POST – Pemkot Batu kembali menegaskan komitmennya menjaga keberlanjutan apel, ikon pertanian yang sudah puluhan tahun menjadi identitas Kota Batu. Ini ditunjukkan Wali Kota Batu, Nurochman, bersama Wakil Wali Kota Heli Suyanto saat blusukan ke kebun apel dan kandang komunal di Dusun Besta, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji.
Kunjungan itu menjadi rangkaian dialog terbuka dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tulungrejo. Agenda utamanya untuk mencari jalan keluar atas menurunnya produksi apel, meningkatnya alih fungsi lahan, sampai peluang pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik.
Di sela peninjauan, Wali Kota Nurochman tampak antusias mengamati formula pupuk organik yang sedang dikembangkan petani Besta. Menurutnya, inovasi itu menunjukkan hasil awal yang cukup menjanjikan.
“Hari ini kami mendapat banyak sudut pandang baru. Formula organik yang digunakan petani terbukti memberikan hasil positif. Pemerintah segera melakukan uji laboratorium agar aman dan bisa direkomendasikan untuk seluruh petani,” tutur Cak Nur, Rabu (3/12/2025).
Ia menegaskan, pertanian, khususnya apel, tetap menjadi prioritas pemerintahan Nurrochman–Heli. Beberapa program mulai subsidi pupuk, pendampingan teknologi, hingga akses pembiayaan akan terus dimaksimalkan.

Wali Kota Batu Nurochman bersama Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
“Program untuk petani memang berjalan perlahan, tapi fokus kami tidak berubah. Kami tidak ingin apel punah. Ini ikon kita. Pemerintah akan hadir dan memperkuat seluruh kebutuhan teknis maupun pendampingan,” tambahnya.
Data Dinas Pertanian menunjukkan gambaran yang tak bisa diabaikan tiga tahun lalu, lahan apel masih 1.200 hektare. Tahun ini hanya tersisa 1.092 hektare. Artinya, sekitar 100 hektare hilang dalam waktu singkat. Mayoritas petani memilih beralih ke tanaman sayur. Alasannya lebih cepat panen, lebih pasti untung.
Cak Nur mengingatkan, agar semua pihak tidak membiarkan apel hanya menjadi cerita masa lalu. “Apel harus tetap tumbuh. Jangan sampai tinggal kenangan atau sekadar simbol. Ini tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Ia juga mengajak generasi muda ikut turun tangan. “Bangun pertanian modern. Terapkan smart farming, hidroponik, digitalisasi. Jangan tinggalkan akar agraris kota ini,” tambahnya.
Integrasi pertanian dengan pariwisata juga kembali ditekankan. Menurutnya, dua sektor ini tidak boleh saling menggerus. “Kami ingin pertanian di Kota Batu modern, atraktif, membanggakan. Tidak lagi dianggap ketinggalan zaman,” ujarnya.

BLUSUKAN: Wali Kota Batu Nurochman bersama Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto saat blusukan ke kebun apel di kawasan Desa Tulungrejo. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Sementara itu, Wawali Heli Suyanto turut menyoroti persoalan legalitas lahan di Dusun Besta serta pentingnya pembenahan akses jalan menuju area pertanian. Ia menyebut proses administrasi sudah berjalan, namun tetap membutuhkan percepatan di tingkat desa.
“Proses administrasi Besta terus kami kawal. Sebelum sertifikasi selesai, akses jalan harus diperlebar karena status lahan masih milik negara. Silakan desa segera memproses musdes, pemerintah siap memfasilitasi seluruh tahapan,” tegas Heli.
Ia juga mendorong pemanfaatan pupuk organik secara kolektif agar lebih efisien dan berkelanjutan. Dalam sesi dialog, sejumlah petani menyampaikan persoalan klasik yang kembali mencuat, produksi apel yang menurun tiap tahun dan harga yang tak menentu. Salah satu usulan kuat adalah sistem pemasaran satu pintu melalui koperasi, sehingga harga lebih stabil dan petani memiliki posisi tawar.
Dalam sesi diskusi, petani menyampaikan tantangan yang dihadapi salah satunya adalah tren penurunan produksi apel setiap tahun serta sistem pemasaran satu pintu melalui koperasi agar harga apel lebih stabil.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Nurochman bersama Wawali Heli Suyanto menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti seluruh usulan petani, termasuk penguatan koperasi sebagai sistem pemasaran satu pintu, perbaikan infrastruktur dan pendampingan lintas sektor untuk memastikan komoditas apel sebagai ikon Kota Batu. (Ananto Wibowo)




