MALANG POST – Antusiasme masyarakat Malang Raya untuk menjajal layanan Trans Jatim tak menunjukkan tanda-tanda surut. Meski mulai Kamis (27/11/2025) tarif normal telah diberlakukan, Rp5.000 untuk penumpang umum dan Rp2.500 untuk pelajar/mahasiswa, warga tetap berbondong-bondong menaiki armada bus berwarna biru itu.
Pantauan di Terminal Kota Batu, suasana tampak riuh. Calon penumpang berjubel di pintu keberangkatan. Kursi ruang tunggu nyaris tak tersisa, sebagian memilih berdiri sambil mengarahkan pandangan ke jalur kedatangan bus. Setiap kali satu unit bus Trans Jatim masuk, antrean langsung mengular.
“Setelah digratiskan selama sepekan, mulai hari ini tarif normal sesuai ketentuan telah diberlakukan,” ujar Admin Terminal Batu UPT P3 LLAJ Malang, Novi K.
Menurut Novi, masa uji coba gratis kemarin mendongkrak penggunaan angkutan massal tersebut. Dalam sehari, jumlah penumpang rata-rata bisa menembus 1.000 orang, bahkan melonjak saat akhir pekan.
Kini dengan tarif normal, animo masyarakat rupanya masih tetap tinggi. “Sejak operasional dimulai pukul 05.00 WIB, sudah banyak penumpang yang naik. Melihat kondisi hari ini, kemungkinan jumlah penumpang tetap bisa tembus 1.000 orang,” jelasnya.

DESAK-DESAKAN: Masyarakat nampak sangat antusias ingin menaiki Trans Jatim, hingga rela berdesak-desakan dengan penumpang lain. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Hampir seluruh jadwal keberangkatan dari Terminal Kota Batu menuju Terminal Hamid Rusdi terisi padat. Penurunan jumlah penumpang baru terlihat menjelang sore, itu pun tidak signifikan. “Mayoritas yang naik hari ini masyarakat umum yang ingin mencoba sensasi naik Trans Jatim. Ada juga mahasiswa dan wisatawan. Tarif yang murah juga jadi daya tarik,” imbuh Novi.
Saat ini, total ada 15 armada Trans Jatim yang beroperasi untuk koridor Malang–Batu. Setiap hari, tujuh bus diberangkatkan dari Terminal Kota Batu, tujuh bus dari Terminal Hamid Rusdi, ditambah satu bus cadangan. Headway atau jarak waktu antarbus berkisar 10–20 menit. “Bus selalu tiba dan berangkat tepat waktu,” tegas Novi.
Menurut Novi, antusias masyarakat yang tak surut, bahkan setelah masa gratis berakhir, menjadi sinyal kuat bahwa transportasi massal modern kian diterima di Malang Raya.
Di antara penumpang yang memenuhi bus, salah satunya adalah Nurul Khasanah, warga Blimbing, Kota Malang. Ia bersama tiga rekannya sengaja memilih Trans Jatim untuk perjalanan wisata singkat ke Kota Batu.
“Tadi kami berangkat dari Stasiun Malang Kota dan turun di Terminal Kota Batu. Memang sengaja ingin mencoba naik bus ini,” ujarnya.

Sesampainya di Kota Batu, Nurul dan teman-temannya langsung melanjutkan perjalanan ke Pasar Induk Among Tani untuk berburu kuliner. Meski sebagian perjalanan harus berdiri karena padat, ia mengaku tetap merasa nyaman.
“Pengalaman pertama naik Trans Jatim cukup menyenangkan. Meski berdiri, busnya stabil dan nyaman. Tarifnya juga sangat murah,” kata Nurul.
Menurutnya, meberadaan Trans Jatim yang menawarkan kenyamanan, tarif ramah kantong dan waktu tempuh yang efisien membuat layanan ini dicari masyarakat.
Wali Kota Batu, Nurochman menyebut, kehadiran Trans Jatim sebagai jawaban atas kebutuhan transportasi massal yang modern. “Trans Jatim adalah opsi mobilitas publik yang sudah lama kita nantikan. Kehadirannya memperkuat konektivitas sekaligus mengintervensi kepadatan lalu lintas, terutama menuju Kota Batu.
Ia optimistis moda transportasi baru ini mampu menekan beban lalu lintas, khususnya di jam sibuk wisata. “Kami mendorong warga Kota Batu menjadikan Trans Jatim sebagai pilihan mobilitas harian ke Malang Raya. Tarifnya sangat terjangkau dan rutenya menjangkau banyak titik strategis,” tutupnya. (Ananto Wibowo)




