Penjelasan sistem penerimaan mahasiswa baru UB oleh pakar UB. (M. Abd Rachman Rozzi/Malang Post)
MALANG POST – Universitas Brawijaya (UB) mengumumkan skema terbaru terkait Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) untuk tahun akademik 2026. Penjelasan rinci mengenai perubahan mekanisme, jalur masuk, serta upaya pencegahan kecurangan disampaikan dalam acara Bincang Santai Bersama Pakar UB (Bonsai) yang digelar pada Rabu (26/11/2025) di Ruang Jamuan, Gedung Rektorat Lantai 6.
Acara Bonsai menghadirkan tiga narasumber utama yang terlibat langsung dalam sistem pendaftaran mahasiswa baru UB. Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP (Wakil Rektor Bidang Akademik). Dr Rosihan Asmara, S.E., M.P (Direktur Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik). Dr Raden Arief Setiawan, S.T., M.T (Direktur Direktorat Teknologi Informasi).
Agenda kali ini memfokuskan perkembangan terbaru mekanisme penerimaan mahasiswa baru, dengan sorotan pada perubahan UTBK 2026, implementasi Tes Kemampuan Akademik (TKA), serta peningkatan infrastruktur teknologi untuk mencegah tindakan kecurangan.
Tiga Jalur Masuk UB di 2026, sebagai berikut:
1) IUP (International Undergraduate Program). Dr Rosihan Asmara menjelaskan UB tetap membuka jalur penerimaan untuk mahasiswa internasional melalui IUP. Proses seleksi bagi calon mahasiswa internasional ini saat ini sudah dibuka, menandakan komitmen UB untuk memperluas akses internasional dan memperkaya keragaman kampus.
2) SNBP & SNBT (Seleksi Nasional). Jalur ini meliputi seleksi berbasis prestasi maupun seleksi nasional melalui tes. SNBP berfokus pada penilaian capaian prestasi, sedangkan SNBT adalah jalur berbasis tes nasional yang melengkapi peluang masuk bagi calon mahasiswa.
3) Seleksi Mandiri UB. Seperti tahun-tahun sebelumnya, UB tetap menyediakan seleksi mandiri. Namun, penggunaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) akan menjadi bagian komposisi, tetapi tidak menjadi komponen utama.
“Adanya TKA, nanti mungkin ada beberapa hal di dalam seleksi mandiri yang diadopsi nilai-nilai TKA. Tetapi tidak menjadi komponen utama,” ujar Dr Rosihan.
UB juga menekankan apresiasi besar terhadap calon mahasiswa berprestasi, dengan fokus khusus pada jalur nasional. Menurut Rosihan, prestasi non-akademik dan hafiz Al-Qur’an akan mendapatkan pengakuan dan apresiasi yang signifikan.
“Kami sangat menghargai calon mahasiswa yang mempunyai berbagai prestasi. Jadi diharapkan adik-adik yang memiliki prestasi mendaftar ke UB karena akan mendapatkan apresiasi yang tinggi selain prestasi akademik. Contoh: Hafiz Al-Qur’an, juara internasional olahraga, debat bahasa Inggris, dan lain-lain,” jelasnya.
Total kuota penerimaan mahasiswa baru UB diperkirakan berada di angka sekitar 17.000 orang, tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Namun, UB menegaskan bahwa untuk jalur mandiri tidak akan membatasi hingga 50 persen kuota seperti aturan PTNBH.
“Kami tidak akan mengambil secara maksimal 50 persen. Karena kami ingin memastikan bahwa yang diterima di UB benar-benar mahasiswa berprestasi,” tegas Dr. Rosihan.
Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik UB, Arif Hidayat, menjelaskan perubahan besar pada mekanisme UTBK 2026 untuk meningkatkan keamanan.
Perangkat peserta tidak lagi menggunakan hard disk. Komputer peserta hanya bisa dinyalakan melalui flash disk khusus yang terhubung langsung ke server pusat UB. Tidak ada software tambahan yang bisa diinstal, sehingga teknik kecurangan melalui remote access atau software injection tidak lagi memungkinkan.
“Tahun lalu ada beberapa komputer yang diremote dari luar. Tahun ini, itu tidak akan terjadi lagi karena PC tidak bisa bekerja tanpa koneksi ke server pusat,” ujar Arif.
Arif juga mengkonfirmasi adanya kasus kecurangan pada UTBK 2025, dengan dua peserta teridentifikasi melakukan manipulasi sistem. Kejadian ini menjadi pendorong utama perubahan kebijakan dan peningkatan infrastruktur keamanan.
Guna menunjang skema baru tersebut, UB melakukan peningkatan signifikan pada infrastruktur server. Rencana meliputi: Meningkatkan kapasitas layanan PC per server dari sekitar 250 PC menjadi 200 PC per server untuk menjaga stabilitas. UB memiliki total 1.600 PC, dengan estimasi kebutuhan sekitar 8 server (tambahan sekitar tiga server) guna memastikan konektivitas dan keamanan yang handal.
SELEKSI DISABILITAS: JALUR MANDIRI TANPA KUOTA KHUSUS
Arif menegaskan bahwa jalur mandiri untuk disabilitas tidak dibatasi oleh kuota khusus dan tidak masuk dalam perhitungan 50 persen maksimal. “Seleksi mandiri disabilitas tidak ada kuota khusus, jadi sebanyak mungkin kita merekrut pendaftar disabilitas,” jelasnya.
UB berkomitmen untuk melanjutkan dialog terbuka mengenai peningkatan kualitas seleksi, penerimaan mahasiswa, dan keamanan sistem UTBK. Rencana tindak lanjut mencakup evaluasi berkala atas mekanisme UTBK 2026, pemantauan kinerja infrastruktur TI, serta asesmen dampak kebijakan terhadap akses pendidikan bagi calon mahasiswa berprestasi, termasuk mereka yang memiliki prestasi non-akademik dan hafiz Al-Qur’an.
Langkah UB diyakini akan memperkuat integritas proses seleksi nasional dan mandiri, sambil menjaga kualitas mahasiswa yang diterima. Nantinya, hasil evaluasi dan implementasi akan menjadi referensi bagi perguruan tinggi lain dalam menyelaraskan mekanisme SNPMB dengan kebutuhan akademik modern, perlindungan data, serta inklusivitas bagi calon mahasiswa berprestasi dari berbagai latar belakang. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)




