Dr. KH. (HC) Lukman Hakim Saifuddin (Menag RI 2014-2019) bersama Rektor UIN Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si, di FGD bertema "Transformasi Akademik dan Non Akadamik dalam Mencapai Reputasi Internasional". (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Transformasi Akademik dan Non Akademik dalam Mencapai Reputasi Internasional” pada 18 November 2025 di Ruang Rektor, dengan menghadirkan Dr. K.H. (HC) Lukman Hakim Saifuddin (LHS)—Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI) periode 2014–2019—sebagai narasumber utama. FGD ini menjadi momentum penting bagi UIN Malang dalam merumuskan arah transformasi sekaligus memperkuat roadmap internasionalisasi kampus.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si., menegaskan bahwa visi reputasi internasional tidak boleh berhenti pada pencapaian akademik semata. Tetapi harus diwujudkan melalui keberdampakan nyata terhadap masyarakat sekitar.
Rektor Ilfi menekankan pesan Menteri Agama yang selalu relevan bagi PTKI, seraya menyampaikan, “Bukan sebatas reputasi internasional, tetapi juga keberdampakan PTKI di bawah naungan Kementerian Agama, sesuai dengan pesan Menteri Agama ‘Bagaimana di sekitar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang itu masyarakatnya religius, kalau tidak religius berarti belum berhasil meskipun sudah reputasi internasional.”
Pernyataan ini menegaskan bahwa reputasi global harus berakar pada kekuatan moral, spiritual, dan transformasi sosial di lingkungan terdekat kampus.
Pada kesempatan itu, Dr. K.H. (HC) Lukman Hakim Saifuddin memberikan pandangan strategis mengenai pentingnya menjadikan transformasi ini sebagai momen pembaruan semangat institusi.
“Ini sesuatu yang menurut saya punya nilai positif karena umumnya kalau kita ada sesuatu yang baru terdapat motivasi baru untuk menjadi lebih baik. Jadi ini adalah momentum tersendiri, bagaimana ke depan dari sisi roadmap UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Bagaimana UIN Malang ini mendapatkan rekognisi dan pengakuan internasional,” katanya.
LHS juga menambahkan pentingnya kejelasan arah bagi perguruan tinggi keagamaan Islam negeri. “Sebagai PTKIN, UIN Malang harus tahu tujuannya apakah mau menciptakan atau mengikuti pasar,” ujarnya.
Menurutnya, kejelasan orientasi ini akan menentukan strategi institusi dalam memperkuat riset unggulan, merumuskan kurikulum adaptif, meningkatkan kolaborasi global, dan menghadirkan inovasi akademik yang relevan sekaligus berdaya saing internasional.
FGD ini diikuti secara aktif oleh seluruh pimpinan universitas, termasuk para Wakil Rektor, para Kepala Biro, para Dekan dan Direktur Pascasarjana, para Ketua Lembaga, Ketua Senat, Kepala Unit Pelaksana Teknis, serta para Ketua Tim Kerja. Keterlibatan mereka menghasilkan diskusi konstruktif mengenai penguatan kurikulum berorientasi internasional, peningkatan budaya akademik, pemenuhan standar mutu global, hingga pengembangan layanan non-akademik yang mendukung atmosfer kampus berkelas dunia.
Melalui forum ini, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang mempertegas komitmennya untuk melakukan transformasi menyeluruh—akademik, non-akademik, tata kelola, digital, hingga penguatan karakter keislaman—sebagai langkah strategis dalam mewujudkan visi sebagai perguruan tinggi Islam bereputasi internasional yang memberikan dampak luas bagi masyarakat, bangsa, dan dunia.(*/Eka Nurcahyo)




