MALANG POST – Upaya penguatan sistem respons kesehatan pascabencana di Indonesia mendapatkan dorongan signifikan. Sistem respons pascabencana ini penting, mengingatkan potensi bencana akibat cuaca ekstrem yang kini masih melanda sebagian besar wilayah Indonesia.
Penguatan dorongan ini seperti diberikan Kolegium Kedokteran Emergensi (KKE) dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC). Keduanya resmi menjalin kerja sama strategis dengan penandatanganan bersama Nota Kesepahaman (MoU) di Hotel Somerset Sudirman Jakarta, pada 7 November 2025 lalu.
Penandatanganan MoU ini dihadiri Ketua Kolegium Kedokteran Emergensi (KKE) Dr. dr. Bobi Prabowo, Sp.EP., KEC., M.Biomed., FICEP, serta pimpinan dan jajaran dari MDMC.
Yakni, Budi Setiawan, S.T. (Ketua LRB PP Muhammadiyah), Twediana Brillian Hapsari, Ph.D (Ketua Bidang Jaringan dan Kerjasama LRB PP Muhammadiyah), serta Wakil Sekretaris, Wakil Bendahara dan jajaran staf LRB PP Muhammadiyah.
“Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat sistem kesiapsiagaan, respon cepat, dan kapasitas penanganan korban dalam setiap situasi darurat, baik di fasilitas kesehatan maupun di lokasi bencana,” terang Dr. dr. Bobi Prabowo, kemarin.

Dikatakan, dengan kolaborasi ini diharapkan dapat menjembatani keahlian profesional paramedis dengan pengalaman lapangan yang harus dimiliki para relawan kemanusiaan.
Bobi menerangkan, melalui kerja sama tersebut, beberapa program konkret diharapkan segera terwujud. Diantaranya, mengadakan pelatihan gabungan bagi tenaga medis dan relawan untuk meningkatkan keterampilan penanganan kegawatdaruratan.
Dengan kerja sama ini, lanjutnya, akan dilakukan penyusunan dan mengembangkan Protokol Emergensi yang berbasis bukti ilmiah (evidence-based), dan diselaraskan dengan pengalaman praktik di lapangan.
Masih kata Bobi, Kolegium Kedokteran Emergensi dan MDMC PP Muhammadiyah juga bisa bekerja sama melakukan penelitian bersama dan mempublikasikan hasilnya, untuk mendukung peningkatan mutu layanan emergensi dan kebencanaan.
“Kerja sama ini bisa juga dikembangkan dengan pembentukan Jejaring Nasional, yakni membangun jaringan komunikasi dan koordinasi nasional dalam penanganan kegawatdaruratan,” terang dokter teladan nasional yang pernah menjadi Plt. Direktur RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang ini.
Pihaknya juga berharap, terbangunnya sinergi antara profesional medis dan relawan kemanusiaan ini menjadi percontohan kolaborasi, yang bermanfaat dan berdampak luas bagi masyarakat.
Langkah ini diyakini akan memperkuat sistem kesehatan Indonesia, khususnya dalam dimensi penanggulangan bencanam. Sehingga, akan mampu memberikan respons yang lebih terpadu, cepat, dan berkualitas di masa mendatang. (*/Ra Indrata)




