ABSEN LAMA: Bayu Setiawan ketika melakukan penamasan sebelum pertandingan. Karena kartu merah yang diterima saat Arema dikalahkan Borneo FC, membuat Bayu harus absen untuk empat laga berurutan. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Ketika Arema dikalahkan Borneo FC, di pekan ke-10 Super League 2025/2026, Minggu (26/10/2025) lalu, dua pemain Arema mendapatkan kartu merah dari Wasit Steven Yubel Poli.
Julian Guevara diusir menit ke-58, setelah mendapatkan kartu kuning kedua. Kartu kuning pertama, diterima pada menit ke-42.
Sedangkan Bayu Setiawan, awalnya juga mendapat dua kartu kuning. Yakni di menit ke-21 dan 77. Tetapi untuk kartu kuning yang diterima di menit ke-77, diubah menjadi kartu merah langsung. Setelah Wasit Steven Yubel melakukan review on field pada layar VAR.
Tekling keras yang dilakukan Bayu Setiawan, terhadap Mariano Peralta, dianggap pantas untuk mendapatkan kartu merah langsung. Artinya di laga tersebut, Bayu mengantongi satu kartu kuning dan satu kartu merah.
Nasib kedua pemain juga sudah diputuskan dalam sidang Komite Disiplin PSSI pada 30 Oktober lalu. Hasilnya, sanksi untuk Julian Guevara dan Bayu Setiawan, sangat jauh berbeda.
Pemain asal Kolombia itu, hanya mendapatkan sanksi larangan sekali main, akibat mendapatkan kartu merah dari dua kartu kuning.
Karenanya, ketika Arema FC dijamu Semen Padang di pekan ke-11, Senin (3/11/2025) kemarin, Julian Guevara, harus absen untuk menjalani sanksinya.
Otomatis, Julian Guevara sudah bisa kembali ke lapangan di pekan ke-12. Yakni saat Arema bakal menjamu Persija, di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (8/11/2025).
Sedangkan Bayu Setiawan, ternyata mendapatkan sanksi tambahan. Pemain bernomor punggung 72 itu, ditambah tiga kali larangan bermain. Praktis dia harus absen mulai pekan ke-11 hingga pekan ke-14.
“Yang kena sanksi tambahan cuma Bayu saja. Sedangkan Julian tidak. Dia sudah bisa main lagi.”
“Kalau Bayu mendapat sanksi larangan bermain tiga kali lagi dan denda Rp10 juta,” kata General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi, mengutip dari Wearemania.
Pria yang akrab disapa Inal itu membeberkan alasan kenapa Julian dan Bayu berbeda nasib.
Meski sama-sama kena kartu merah, ada perbedaan jenis kartu merah buat kedua pemain.
Dalam laga lawan Borneo, Julian kena kartu kuning kedua yang berakibat kartu merah. Sementara, kartu merah Bayu terbilang lebih berat karena kartu merah langsung yang secara regulasi dipastikan bakal naik ke meja sidang Komdis PSSI untuk diberi sanksi tambahan.
“Kartu merah yang diterima Julian hanyalah akumulasi kartu kuning kedua, kalau Bayu kan kartu merah langsung, jadi ada sanksi tambahan,” pungkas pria asal Bogor itu.
Bayu sendiri awalnya, hanya absen dalam satu laga saat Arema mengalahkan Semen Padang di pekan ke-11 lalu.
Namun, Komdis PSSI memberinya tambahan hukuman larangan bermain akibat kartu merah langsung yang diterimanya.
Sanksi tambahan itu diputuskan Komdis PSSI melalui sidang pada 30 Oktober 2025. Keputusan itu dituangkan dalam surat keputusan Komdis PSSI dengan nomor 059/L1/SK/KD-PSSI/X/2025.
Surat itu menyatakan, Bayu didakwa melanggar Kode Disiplin PSSI Tahun 2025.
Komdis PSSI menyebut pemain asal Medan itu melakukan pelanggaran serius, bertindak kasar, yaitu melakukan tekel keras terhadap pemain lawan, serta mendapatkan kartu merah langsung.
“Merujuk kepada Pasal 49 ayat 1 huruf (b) dan ayat 2 Kode Disiplin PSSI Tahun 2025, Sdr. Bayu Setiawan diberikan hukuman tambahan larangan bermain sebanyak 3 (tiga) pertandingan sejak keputusan ini diterbitkan dan berlaku pada pertandingan terdekat,” tulis Komdis PSSI dalam surat keputusannya.
Selain larangan bermain selama empat pertandingan sejak laga Pekan 11 lawan Semen Padang hingga laga Pekan 14 lawan Makut United, Komdis PSSI juga menjatuhkan sanksi berupa denda sebesar Rp10 juta. Sialnya, Arema tak diperkenankan mengajukan banding untuk hukuman tersebut.
“Terhadap keputusan ini tidak dapat diajukan banding sesuai dengan Pasal 117 Kode Disiplin PSSI.”
“Pengulangan terhadap pelanggaran terkait di atas akan berakibat terhadap hukuman yang lebih berat,” imbuh Komdis PSSI. (*/Ra Indrata)




