MALANG POST – Para sopir angkutan kota (angkot) di Kota Malang, mengaku siap dengan adanya perubahan. Mereka menyambut positif dan siap mendukung transformasi transportasi publik, agar masyarakat yang memanfaatkan bisa merasa lebih aman dan nyaman.
Sikap tersebut disampaikan Perwakilan Forum Ketua Jalur Kota Malang, Stefanus Hari Wahyudi alias Sam Obek, saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Kamis (6/11/2025).
Sam Obek menyebut, angkot memang puluhan tahun tidak berbenah. Tahun ini waktunya berubah dengan dukungan dari Pemkot Malang.
“Dalam penyusunan rute baru pun, para sopir angkot dilibatkan penuh. Termasuk para sopir yang berkesempatan menjadi driver Bus Trans Jatim, saat ini sedang dalam tahap rekrutmen dan koordinasi,” katanya.
Sam Obek berharap, ada sinergi maksimal bersama Dishub Kota Malang, dalam menyambut wajah baru transportasi publik di Kota Malang.
Dia pun mengajak seluruh sopir dan warga Malang, memandang perubahan itu sebagai peluang positif.
Pemerintah Kota Malang sendiri, juga tengah menyiapkan perubahan tatanan angkutan kota, agar lebih terintegrasi.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang, Widjaja Saleh Putra mengatakan, Pemkot Malang memperhatikan nasib angkot lewat program buy the service. Yang memungkinkan angkot difungsikan untuk layanan pelajar sebagai pengganti bus sekolah. Anggarannya sudah disiapkan untuk 2026.
“Saat ini juga tengah dibahas juga perubahan rute angkot di Kota Malang, untuk memperluas jangkauan angkot terutama di titik yang selama ini belum terlayani. Karena sejak 1898, rute angkot di Kota Malang belum pernah diperbarui,” kata Widjaja.
Dengan begitu, menurut Widjaja, eksistensi angkot di Kota Malang bisa lebih bagus. Sehingga kesejahteraan warga yang terlibat di dalamnya juga bisa tersentuh.
DI sisi yang lain, Widjaja juga memastikan, operasional Bus Trans Jatim di Malang Raya akan dimulai 20 November 2025 dan diresmikan langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
“Angkot tidak akan tersisih dengan adanya Bus Trans Jatim. Justru ini sebagai babak baru transportasi publik.”
“Para pengemudi angkot akan dilibatkan sebagai pengemudi, pramugara, hingga tim operator di layanan Bus Trans Jatim,” tandasnya.
Tidak hanya itu, Widjaja menegaskan, dampak ekonomi juga diyakini akan mengikuti dengan kemunculan UMKM di sekitar halte-halte baru. Hingga berkurangnya kemacetan dan polusi menjadi dampak positif dari hadirnya Bus Trans Jatim.
“Data terbaru dari BPS, total ada 800 ribu lebih kendaraan pribadi roda 2 dan roda 4 yang digunakan di Kota Malang,” sebutnya.
Sementara itu, pakar transportasi sekaligus Direktur Pascasarjana Universitas Widyagama Malang, Prof. Dr. Ir. Aji Suraji, ST, MSc. IPU, ASEAN Eng., menilai kehadiran Bus Trans Jatim di Kota Malang, sebagai titik balik yang penting bagi sistem transportasi yang sudah stagnan lebih dari 30 tahun.
“Sejak 1898 angkot di Malang tidak ada pembaruan. Sedangkan ada dua gelombang besar yakni harga motor yang murah dan aplikasi ojek online, menggerus eksistensi angkot secara drastis, karena animo pengguna angkot menurun,” katanya.
Menurut Prof Aji, transformasi Bus Trans Jatim bisa menjadi solusi utama jika angkot diberdayakan sebagai feeder.
Koridor utama dipegang Trans Jatim, sedangkan angkot mengantar penumpang menuju halte utama Bus Trans Jatim. (Faricha Umami/Ra Indrata)




