MALANG POST – Masyarakat Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, tampak antusias menyerbu gelaran pasar murah yang digelar di halaman Kantor Kecamatan Bumiaji, Selasa (4/11/2025). Sejak pagi, antrean warga sudah terlihat, untuk mendapatkan bahan pokok penting (bapokting) dengan harga di bawah pasaran.
Kota Batu menjadi daerah pertama di wilayah Bakorwil III Malang, Provinsi Jawa Timur, yang menjadi sasaran program pasar murah ini. Kegiatan tersebut digelar selama dua hari, 4–5 November 2025 dan menjadi pembuka rangkaian pasar murah.
Menurut Kepala Bidang Pengembangan Ekonomi Bakorwil III Malang, Fendi Agung Nugroho, pasar murah ini merupakan inisiatif langsung dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. “Mulai November hingga Desember, seluruh Bakorwil di Jatim akan menggelar pasar murah. Untuk wilayah Bakorwil III, Kota Batu menjadi yang pertama,” ungkapnya.
Fendi menjelaskan, kegiatan ini digelar sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap kondisi ekonomi masyarakat, terutama menjelang perayaan hari besar keagamaan dan pergantian tahun, yang biasanya diikuti dengan naiknya harga bahan pokok.

MENGANTRE: Emak-emak memadati Kantor Kecamatan Bumiaji Kota Batu, mereka rela mengantre untuk bisa mendapatakan bapokting dengan harga miring. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
“Pasar murah ini kami harapkan bisa benar-benar membantu masyarakat. Harga yang kami tawarkan di bawah harga pasar, agar warga bisa belanja lebih hemat,” ujarnya.
Beragam kebutuhan pokok dijual dengan harga yang bikin dompet tersenyum. Misalnya, beras medium Rp55 ribu per 5 kilogram, beras premium Rojo Lele Rp64 ribu, beras premium kualitas tinggi Rp73 ribu, gula pasir Rp16 ribu per kilogram, tepung terigu Rp10 ribu, minyak goreng Rp15 ribu per liter, telur Rp24 ribu per kilogram, serta bawang merah dan bawang putih masing-masing Rp8 ribu dan Rp7 ribu per 250 gram.
“Stok beras kami siapkan 5 ton per hari. Kalau habis, langsung kami tambah lagi. Jadi selama dua hari bisa sampai 10 ton,” kata Fendi.
Ia menambahkan, sebenarnya harga bapokting di pasaran saat ini masih cukup stabil. Namun, program ini dihadirkan sebagai respons atas tingginya minat masyarakat untuk mendapatkan bahan kebutuhan pokok dengan harga lebih terjangkau.
Selain membantu masyarakat, pasar murah ini juga menjadi bagian dari upaya Pemprov Jatim menjaga kestabilan inflasi, terutama di wilayah Malang Raya. “Dengan adanya kegiatan ini, daya beli masyarakat tetap terjaga dan inflasi bisa dikendalikan,” jelasnya.

Pantauan di lokasi, suasana pasar murah berlangsung ramai tapi tertib. Warga datang silih berganti. Ada yang membeli beras, minyak goreng, telur, hingga gula.
Pasar murah ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan HUT ke-80 Provinsi Jawa Timur. Berbeda dari kegiatan seremonial, pasar murah ini diharapkan memberikan dampak nyata bagi masyarakat.
“Bukan sekadar meramaikan ulang tahun provinsi, tapi betul-betul kegiatan yang dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat,” tutup Fendi.
Salah satu warga, Fitri Ara mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. Warga Desa Tulungrejo itu datang bersama tetangganya sejak pagi. Ia membeli beras, gula, minyak dan tepung.
“Harganya memang lebih murah, selisihnya bisa sampai beberapa ribu rupiah. Lumayan banget buat ibu-ibu kayak kami. Bisa beli lebih banyak,” tutupnya. (Ananto Wibowo)




