MALANG POST – Suhu lebih panas dari biasanya, yang terjadi di Jawa Timur -termasuk Malang Raya- akhir-akhir ini, akibat gerakan semu tahunan matahari.
Saat ini posisi matahari di selatan ekuator, sehingga daerah di Indonesia yang masuk bagian ekuator tengah dan selatan terdampak.
Prakirawan BMKG STALKIM Jatim, Devi Fatmasari menyampaikan kondisi tersebut, saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (20/10/2025).
“Meski sebenarnya kondisi tersebut bukan sesuatu baru dan masih tergolong di suhu wajar.”
“Untuk daerah tropis tidak terdampak gelombang panas, yang terjadi pada Oktober 2025 ini,” jelasnya.
Bagi wilayah Jawa Timur sendiri, tambah Devi, dari hasil laporan harian BMKG Jatim, Minggu (19/10/2025) kemarin, Lamongan dengan suhu harian maksimum mencapai 38,5 derajat celcius. Sedangkan untuk wilayah Malang Raya, masih di suhu 32 derajat celcius.
“Pada Oktober – November, beberapa wilayah sudah mulai masuk musim penghujan. Tapi khusus wilayah Malang, prediksi masuk musim hujan pada pertengahan November,” sebutnya.
Devi menambahkan, saat ini gelombang MJO yang memicu terbentuknya awan awan hujan, posisi masih di barat (Samudera Hindia).
Melihat kondisi panas yang berlebihan tersebut, Staf Pengajar Departemen Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Dr. dr. Nanik Setijowati, M.Kes, Sp.KKLP., meminta masyarakat menghindari aktivitas yang langsung di bawah sinar matahari. Khususnya pada jam 11.00 – 15.00 WIB.
“Kalau pun memang harus keluar rumah atau gedung, lebih baik gunakan pelembab yang mengandung SPF, pakaian yang longgar, ringan dan berwarna cerah,” jelas dr. Nanik.
Konsumsi air mineral, imbuhnya, juga harus diperhatikan minimal 2 liter. Sekaligus jangan lupa untuk konsumsi buah-buahan yang mengandung banyak air.
Hal tersebut harus dilakukan, karena dr. Nanik menyebut, suhu ekstrem bisa berdampak pada kesehatan manusia. Sementara suhu yang umumnya bisa diterima manusia ada pada 22-27 derajat celcius.
“Jadi melihat suhu panas di Malang saat ini yang tinggi, disarankan masyarakat untuk bisa memenuhi cairan tubuh. Mengingat lebih dari 70 persen tubuh terdiri dari air,” ujarnya.
Kondisi panas seperti yang terjadi saat ini, kata dr. Nanik, bisa memicu heatstroke. Termasuk juga iritasi pada kulit. Bahkan lebih parahnya lagi bisa mengganggu fungsi jantung. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)




