
DUEL: Luiz Gustavo berkali-kali harus berebut bola dengan Medina Temopele, dalam laga di bawah guyuran hujan deras. Arema berhasil menang 2-1 atas PSM Makassar. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Pergantian pemain yang jitu, menjadikan Arema FC berhasil mencuri poin penuh di pekan ke-9 Super League musim 2025/2026.
Menjadi tamu bagi PSM Makassar di Stadion BJ Habibie, pada Minggu (19/10/2025) sore, Arema menang 2-1 (0-1) dalam laga yang berlangsung di bawah guyuran hujan deras.
Sempat tertinggal sejak menit ke-5, setelah Victor Luiz Prestes Filho, mencetak gol lewat tendangan kerasnya dari luar kotak penalti, Arema FC berhasil membalikkan keadaan di babak kedua.
Pelatih Arema, Marcos Vinicius dos Santos Goncalves, harus mengganti beberapa pemain di awal babak kedua. Setelah sepanjang babak pertama, lini tengah Singo Edan sering kalah dibandingan formasi tuan rumah.
Formasi 3-4-3 yang dipakai di babak pertama, diubah menjadi 3-5-2 di babak kedua. Yakni dengan menarik keluar Ian Lucas Puleio Araya, digantikan Valdeci Moreira da Silva.
Dengan tiga pemain di lini tengah, Arkhan Fikri-Valdeci-Matheus Blade, Arema mulai bisa menguasai lini tengah.
Terbukti hanya dalam waktu lima menit sejak Valdeci berada di lapangan, playmaker asal Brasil itu langsung menjawab kepercayaan pelatih dengan mencetak gol penyeimbang.
“Saya pikir, Arema harus berubah. Terutama di babak kedua, perubahan itu harus dilakukan untuk bisa memenangkan pertandingan.”
“Ian Puleio bukannya bermain jelek. Dia bahkan sangat kuat. Tapi saya mengerti, (masuknya) Valdeci akan memberikan sedikit teknik di lapangan tengah,” kata Marcos Santos, dalam post match press conference, Minggu (19/10/2025) malam.
Perubahan formasi itulah yang membuat sistem permainan Arema menjadi berubah. Sebelumnya aliran bola dari belakang ke depan selalu terputus di tengah. Menjadikan para ujung tombak Arema, tidak punya peluang untuk menekan pertahanan PSM Makassar.
Tapi dengan masuknya Valdeci, menjadi skema permainan semakin tajam. Suplai bola ke depan semakin lancar dan menjadikan banyak peluang emas lahir di babak kedua.
“Kami memang sudah melatih, bagaimana sistem permainan yang harus diterapkan, agar bisa mengalahkan PSM.”
“Meski kami menyadari, lawan PSM adalah pertandingan yang sulit. Ditambah dengan hujan yang sagat deras.”
“Tapi saya sangat bangga dengan pemain saya. Mereka berjuang sampai akhir untuk bisa mempersembahkan kemenangan,” tegas pelatih berlisensi Pro Conmebol ini.
Pelatih 46 tahun ini mengaku sempat tertekan, ketika Arema sudah kebobolan saat laga baru berjalan lima menit. Fakta itu juga membuktikan tuan rumah bermain sangat baik. Pemainnya juga sangat kuat.
Saat jeda pertandingan, Marcos pun harus berbicara lebih serius dengan pemain-pemainnya. Meminta Johan Ahmat Alfarizie dan kawan-kawan harus tetap fokus.
“Karena kami juga yakin, kami akan bisa memenangkan pertandingan. Syaratnya kami harus bisa memperbaiki permainan di babak pertama. Dengan menjadikan babak kedua lebih kuat lagi,” tegas Marcos Santos.
Disinggung terjadinya konfrontasi di akhir pertandingan, antara pemain asing PSM dengan Arema FC, Marcos Santos menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut.
Bahkan setelah terjadinya keributan saat kedua tim sama-sama akan meninggalkan lapangan, Marcos Santos mengaku sudah langsung meminta maaf kepada tim PSM dan suporter di Makassar.
“Mungkin karena banyak pemain Amerika Latin di kedua tim. Menjadikan persaingan menjadi sangat tinggi.”
“Saya minta maaf kalau tadi sempat ada singgungan. Tapi itu bukan sebuah konfrontasi. Hanya sekadar kesalahpahaman saja. Karena setelah itu, kami semua sama-sama saling bermaafan dan tidak lagi memperpanjang masalah,” sebutnya. (Ra Indrata)