
AWAS AMBROL: Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat meninjau pondasi Jembatan Sonokembang di Pandanwangi, Blimbing, yang ambrol Jumat (10/10/2025) kemarin sore. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, didampingi Kepala DPUPRPKP, Dandung Djulharjanto, bersama beberapa Kepala OPD Lainnya, Sabtu (11/10/2025), meninjau pondasi Jembatan Sonokembang yang ambrol.
Posisi pondasi yang ambrol itu, tepat berada di sisi selatan Perumahan Pandanwangi Royal Park, Kelurahan Pandanwangi, Blimbing. Penyebabnya, karena intensitas hujan yang tinggi. Ditambah banyaknya sampah dan sedimen sungai Sonokembang cukup banyak.
Bahkan ada batang pohon yang cukup besar terbawa arus, hingga menghantam pondasi jembatan dan menyebabkan ambrol. Ditambah sambungan pondasi bangunan lama yang dibangun 1988 dan yang baru, tidak terlalu kuat. Apalagi tonase kendaraan yang melintas, cukup berat.
“Karena berbagai faktor itulah, pondasi Jembatan Sonokembang di Pandanwangi ini ambrol.”
“Agar tidak menimbulkan korban jiwa, kami minta ada penutupan total sementara, hingga dilakukannya pembangunan kembali sampai tuntas,” jelas Wahyu ketika ditemui di lokasi.
Sebenarnya, tambah Wahyu, pada 2026 mendatang sudah disiapkan anggaran Rp1 miliar, untuk perbaikan dan perawatan Jembatan Sonokembang. Sayangnya kondisi alam berbicara lain. Perbaikan pun segera dilakukan menggunakan anggaran biaya tak terduga (BTT).
“DPUPRPKP dan tim perencanaan akan menghitung anggarannya. Saat ini kami instruksikan DPUPRPKP segera membersihkan bekas pondasi yang ambrol, guna memperlancar pekerjaan pembangunan jembatan nantinya,” kata dia.
Tetapi mengingat kawasan tersebut, merupakan jalur alternatif ketika nanti masuk libur Natal dan Tahun Baru, Wahyu menginstruksikan DPUPRPKP segera membuat laporan serta analisis. Apakah dalam sisa waktu dua bulan ini, bisa mencukupi waktu untuk perbaikan. Karena juga terkait dengan akhir tahun anggaran.
“Kalau waktunya tidak cukup, harus dicari skema yang lain. Karena Jembatan Sonokembang ini harus dibangun kembali. Tidak sekadar perbaikan saja. Usia jembatan harus tahan lama.”
“Membangun jembatan tidak boleh sembarangan. Ini menyangkut kehidupan dan keselamatan orang banyak. Usia jembatan memang bisa puluhan tahun. Tapi kalau sudah terkena sampah, sedimen serta bongkahan pohon yang dibuang sembarangan, jelas tidak akan awet,” ujar politisi Gerindra ini.

BAWAH JEMBATAN: Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, ketika menyaksikan penopangnya jembatan yang sudah pada posisi melengkung dan dinilai mengkhawatirkan saat dilintasi kendaraan. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, di tempat yang sama, bakal mengupayakan pembangunan jembatan Sonokembang, maksimal butuh waktu 2,5 bulan. Sehingga saat Nataru sudah bisa diakses kembali.
Itulah sebabnya, meski sudah diagendakan kembali dibangun pada 2026 nanti, namun pihaknya memutuskan untuk tidak mulai membangun pada Maret atau April 2026. Karena terlalu berisiko jika tidak segera dibangun.
Apalagi setelah melihat kondisi di bawah jembatan, Dandung menyebut, saat ini kondisinya sudha sangat mengkhawatirkan. Di sela-sela yang ada di bawah jembatan, masih tersisa runtuhan pondasi yang bisa menghambat aliran sungai. Apalagi saat ini masuk musim penghujan.
“Saat melakukan pembersihan sisa-sisa pondasi, harus dipelajari dengan benar dan matang. Jika menggunakan excavator (Bechoe), memiliki daya getar cukup besar. Khawatir terjadi sesuatu dengan jembatan tersebut dan menimbulkan resiko baru. Apalagi posisi girder (penopangnya) sudah pada melengkung,” bebernya.
Setelah pondasi jembatan tersebut ambrol, Dandung juga segera mengurangi beban di jembatan. Sekaligus penutup kawasan tersebut sementara waktu, agar beban jembatan tidak semakin mengkhawatirkan.
Itulah sebabnya, Dandung meminta warga sekitar bisa mencari jalan alternatif, selama Jembatan Sonokembang ditutup sementara waktu.
“Kami juga akan komunikasi dengan Dishub Kota Malang, untuk membantu pengalihan arus lalulintas, agar tidak terjadi kepadatan kendaraan. Termasuk ikut mengawasi dan memantau tonase kendaraan yang melintas,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dishub Kota Malang, Saleh Widjaja Putra menyampaikan, pihaknya akan menurunkan beberapa personil untuk mengaturan dan pemantauan lalu lintas di kawasan tersebut.
“Petugas kami akan melekat sampai pembangunan jembatan Sonokembang ini tuntas.”
“Kami juga akan pasang rambu-rambu lalu lintas sebagai peringatan akan beban tonase kendaraan. Sekaligus mengedukasi masyarakat, terhadap larangan melintas karena ada pembangunan jembatan,” tegasnya. (Iwan Irawan/Ra Indrata)