
MALANG POST – Gunung Bromo adalah salah satu gunung api yang masih aktif di Indonesia. Dengan ketinggian 2.392 meter di atas permukaan laut, Gunung Bromo merupakan destinasi andalan Jawa Timur. Gunung ini berdiri gagah dikelilingi kaldera atau lautan pasir seluas 10 kilometer persegi.
Selain pesona gunung yang spektakuler, kawasan ini memiliki daya tarik baru, yaitu Jembatan Kaca Seruni Point.
Wahana unik ini tengah menjadi sorotan wisatawan dari berbagai daerah. Bahkan, menurut informasi dari akun Instagram Humas Provinsi Jawa Timur, Seruni Point View adalah jembatan kaca pertama di Indonesia.
Bayangkan sensasi berjalan di atas lantai kaca yang transparan sambil menikmati panorama hutan hijau yang menenangkan dan lanskap megah Gunung Bromo yang terbentang luas di depan mata—pengalaman yang tak terlupakan dan berbeda dari wisata biasanya.
Terbaru, melansir rilis yang diberikan oleh humas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Jembatan ini telah resmi diserahkan pengelolaannya kepada Kementerian Kehutanan, Selasa (7/10/2025).
Fasilitas wisata modern ini siap menjadi ikon baru pariwisata alam sekaligus menambah daya tarik destinasi Bromo di kancah nasional maupun internasional.

Penyerahan dokumen kepemilikan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kepada Kementerian Kehutanan dalam acara Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) yang digelar di Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Dokumen diserahkan langsung oleh Ir. Pantja Dharma Oetojo, M.Eng.Sc., Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan Ditjen Bina Marga, kepada Dr. Nandang Prihadi, S.Hut., M.Sc., Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Ditjen KSDAE.
Serah terima tersebut disaksikan Dirjen KSDAE Prof. Dr. Satyawan Pudyatmoko, pejabat Kementerian Kehutanan, serta Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha.
Jembatan Kaca ini merupakan hasil kerja sama antara dua kementerian melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam rangka pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo Tengger Semeru.
Menurut Dirjen KSDAE Satyawan Pudyatmoko, keberadaan Jembatan Kaca ini diharapkan mampu meningkatkan minat wisatawan sekaligus menjadi contoh sinergi antara pembangunan infrastruktur dan pelestarian alam.
“Jembatan Kaca ini bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga simbol kolaborasi antara pembangunan dan konservasi. Kita ingin wisata alam berkembang tanpa merusak keindahan dan ekosistem Bromo,” ujarnya melalui siaran pers tertulis yang dilansir Redaksi Harian Malang Post. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)