
MALANG POST – Upaya percepatan penurunan stunting di Kota Batu mendapat dukungan dari dunia usaha. Lewat kegiatan Posyandu dan penyuluhan kesehatan di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota Batu, Rabu (8/10/2025), ratusan balita mendapat layanan langsung dari tenaga kesehatan dan perusahaan mitra.
Kegiatan bertajuk Posyandu Sehat Ceria itu diikuti sekitar 150 balita. Program ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Badan Usaha (TJSLBU) atau CSR dari Indomaret dan Cussons.
Rangkaian kegiatan berlangsung cukup meriah. Mulai dari pengukuran dan penimbangan berat badan, imunisasi, lomba bayi merangkak, hingga edukasi pijat bayi ILU dari Cussons Baby. Panitia juga menyerahkan bantuan timbangan bayi digital dan doorprize menarik untuk peserta.
Wakil Wali Kota Batu Nurochman mengapresiasi langkah positif dunia usaha yang mau terjun langsung ke masyarakat.
“Kami berterima kasih kepada pelaku udaha yang telah bersentuhan langsung dengan masyarakat. Pemkot Batu terbuka bagi siapa pun untuk berkolaborasi dalam program sosial,” ujarnya.
Ia menambahkan, Pemkot melalui Forum TJSLBU Kota Batu akan terus mendorong agar dunia usaha menghadirkan inovasi sosial yang berkelanjutan. “Inovasi seperti ini bisa jadi contoh. Pemerintah siap memberi arahan agar kegiatan CSR benar-benar tepat sasaran,” tegasnya.
Ketua TP PKK Kota Batu Siti Fauziyah Nurochman yang turut hadir memberikan motivasi kepada para ibu agar lebih peka terhadap tumbuh kembang anak.
“Jangan salah paham, dipanggil ikut kelas ini bukan berarti bayinya tidak sehat. Mereka hanya butuh perhatian lebih agar tumbuh kembangnya sesuai usianya,” ujarnya.
Fauziyah menegaskan, keberhasilan menekan stunting bergantung pada sentuhan kasih sayang dan kedisiplinan orang tua. “Rutin ke posyandu, jangan menunda konsultasi medis, dan konsisten menerapkan pola asuh sehat. Itu kuncinya,” tambahnya.

TEKAN STUNTING: Wali Kota Batu, Nurochman saat menyapa ibu dan anak dalam kegiatan Posyandu dan penyuluhan kesehatan di Pendopo Rumah Dinas Wali Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Lebih lanjut, selain kegiatan posyandu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu juga menggulirkan program baru bertajuk Kelas Pozting. Program ini merupakan transformasi dari Pos Gizi Penanganan Stunting (Pozting) dengan sistem pendampingan yang lebih intensif dan berbasis data kesehatan balita.
Kepala Dinkes Kota Batu Aditya Prasaja menjelaskan, data Dinkes mencatat, prevalensi stunting di Kota Batu saat ini 10,10 persen. Dari 10.736 balita yang telah diukur dan ditimbang, terdapat 1.084 balita masuk kategori stunting.
Meski lebih rendah dibandingkan rata-rata Jawa Timur (14,9 persen) dan nasional (21,5 persen pada 2023), Pemkot Batu tetap memasang target tinggi, angka stunting ditekan hingga 8 persen pada 2026.
“Kami optimistis. Dengan bergulirnya program Kelas Pozting yang terstruktur dan pendampingan lintas sektor, target itu bisa tercapai,” ujar Adit.
Kelas Pozting tak hanya berisi teori. Setiap pertemuan diawali pemeriksaan darah lengkap oleh dokter spesialis anak untuk memantau kondisi gizi dan kesehatan balita.
Materinya juga beragam, mulai dari penyuluhan menyusui dini, edukasi medis tentang stunting, hingga praktik Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Para ibu diajak ikut kelas memasak sehat, belajar mengolah bahan pangan sederhana menjadi menu bergizi seimbang, termasuk praktik Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA).
Keluarga dengan kebutuhan khusus juga dibekali edukasi Pangan Olahan Keperluan Medis Khusus (PKMK) berupa susu tambahan yang diresepkan dokter anak.
Pemkot Batu menilai, perang melawan stunting tak bisa hanya lewat kebijakan di atas kertas. Program seperti Kelas Pozting diharapkan mampu menyalakan perubahan dari dapur rumah tangga.
“Kalau ibu-ibu telaten, hasilnya pasti signifikan. Karena kunci keberhasilan bukan di program, tapi di aksi nyata di rumah masing-masing,” pungkas Adit. (Ananto Wibowo)