
IMPORT: Empat pemain asing Arema ketika melakukan pemanasan untuk laga Persis vs Arema. Usai bermain di Stadion Manahan, Arema mendapatkan libur hingga tiga pekan bersamaan datangnya FIFA Matchday. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Timnas Indonesia bakal kembali turun di babak Kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde ke-4. Yakni dengan melawan Arab Saudi pada Kamis (9/10/2025) dan Irak pada Minggu (12/10/2025).
Karena adanya FIFA Matchday October itulah, jadwal pertandingan Super League di pekan ke-8 mengalami penundaan. Laga-laga tersebut akan dialihkan pada akhir Desember 2025.
Arema FC sebagai salah satu kontestan, juga mengalami menundaan. Sedianya, skuadra Singo Edan harus menjamu Persita Tangerang, pada Minggu (5/10/2025) mendatang di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang.
Namun setelah PT I-League, operator kompetisi, mengubah jadwal seluruh laga, menjadikan Arema memiliki waktu libur kompetisi hingga tiga minggu.
Tim yang berdiri pada 1987 ini, terakhir turun di pekan ke-7 pada Minggu (28/9/2025) kemarin. Yakni dijamu Persis Solo di Stadion Mahanan, Surakarta. Skor akhir laga 2-2 (1-0).
Dengan ditundanya pekan ke-8 tersebut, menjadikan Arema baru akan berlaga di pekan ke-9, yakni pada Minggu (19/10/2025). Dijamu PSM Makassar di Stadion Gelora BJ Habibie, Pare-pare dengan jadwal kick off 15.30 WIB.
Sementara pada surat penyesuaian jadwal yang diterima Arema, laga melawan Persita digeser menjadi Selasa (30/12/2025). Kick off pertandingannya tetap sore hari, pukul 15.30 WIB dan Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang tetap sebagai venue.
Karena perubahan itu, jadwal pekan ke-8 berada di antara laga pekan ke-15 dan pekan ke-16. Menjadikan Arema bakal menjadi tuan rumah untuk dua laga home beruntun di Desember. Yakni menjamu Madura United (23/12/2025) dan Persita (30/12/2025).
Libur kompetisi selama tiga minggu tersebut, tampaknya bakal dimanfaatkan Arema untuk melakukan pembenahan skuad, setelah hasil kurang memuaskan pada tujuh laga perdana di Super League musim 2025/2026.
Bagaimana tidak, tim yang awalnya digadang-gadang bisa mengembalikan kejayaan Arema sebelum terjadinya Tragedi Kanjuruhan, ternyata masih jauh panggang dari api.
Dalam empat laga terakhirnya, Arema tidak pernah bisa menang. Rekornya dua kali kalah dan dua kali seri. Tragisnya, dua kekalahan itu justru terjadi di Stadion Kanjuruhan, yang menjadi kandang Singo Edan.
Kekalahan dengan skor sama, 1-2, diterima dari Dewa United dan Persib Bandung. Kemudian dua hasil imbang, didapat di luar kandang. Imbang tanpa gol lawan Persijap dan imbang 2-2 ketika dijamu Persis Solo.
Karena tak bisa menang itulah, posisi Arema di papan klasemen sementara hingga pekan ke-7, masih berada di urutan ke-10. Hanya meraih sembilan poin, dari hasil dua kali menang, tiga kali seri dan dua kali kalah.
Di posisi tersebut, Arema hanya terpaut empat poin dari tim yang berada di zona degradasi. Yakni Persis Solo di peringkat ke-16 dan PSBS Biak di peringkat ke-17, yang sama-sama peraih tujuh poin.
Pelatih Arema FC, Marcos Vinicius Santos Goncalves, seusai ditahan imbang Persis pada Minggu (28/9/2025) kemarin, mengaku akan memanfaatkan jeda kompetisi untuk memperbaiki kinerja Johan Ahmat Alfarizie dan kawan-kawan.
Beberapa aspek permainan, bakal menjadi fokus pembenahan. Apalagi dengan panjangnya waktu jeda, membuat pihaknya bisa merancang beberapa strategi untuk memperbaiki kekurangan Arema.
“Kami akan memanfaatkan waktu untuk untuk memperbaiki beberapa aspek permainan.”
“Kami harus cepat bangkit dan mempersiapkan diri untuk pertandingan berikutnya. Masih banyak laga tersisa. Kami ingin kembali ke jalur kemenangan,” kata pelatih asal Brasil itu.
Salah satu aspek yang mendesak untuk terus dilakukan evaluasi, adalah cara Arema menghadapi bola-bola mati.
Apalagi dalam dua kekalahan terakhir plus satu hasil imbang lawan Persis, semuanya disebabkan kegagalan Arema mengantisipasi bola mati. Yakni gol yang terjadi dari skema tendangan pojok.
Saat kalah 1-2 dari Dewa United, gol pertama Alex Martins di menit ke-12, dicetak dari tandukan kepala memanfaatkan tendangan penjuru.
Kemudian ketika kalah 1-2 dari Persib Bandung lebih tragis lagi. Bermain imbang hingga menit 90+3 dengan posisi Persib hanya bermain 10 orang, gawang Arema justru kebobolan di injury time menit ke-3 dari 10 menit perpanjangan waktu.
Penyebabnya sama. Dari hasil tendangan penjuru, yang sukses ditanduk Federico Barba. Hingga Arema harus menelan kekalahan 1-2.
Kondisi itu masih diulang lagi ketika imbang lawan Persis Solo. Kemenangan yang sudah di depan mata, kembali gagal karena gol di masa perpanjangan waktu.
Lagi-lagi disebabkan masalah bola mati. Tendangan penjuru di menit 90+2, berhasil dimanfaatkan Kastaneer untuk menjebol gawang Lucas Frigeri. (*/Ra Indrata)