
MALANG POST – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Batu tengah jadi buah bibir. Bukan hanya karena ini program besar yang digagas Presiden Prabowo, tapi juga karena dalam beberapa hari terakhir muncul masalah di lapangan.
Mulai dari lauk daging yang belum matang, ompreng bau, hingga belasan siswa yang muntah-muntah usai menyantap menu MBG. Kasus itu langsung menyedot perhatian publik.
Wajar saja, sebab MBG sejak awal diharapkan bisa jadi penopang gizi ribuan siswa di Kota Batu. Sayangnya, insiden ini membuat masyarakat bertanya-tanya tentang kesiapan dapur MBG yang tersebar di sejumlah titik.
Di tengah sorotan itu, Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto turun langsung meninjau dapur baru MBG di Desa Beji, Kecamatan Junrejo. Dapur ini dikenal dengan nama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan rencananya akan mulai beroperasi Oktober 2025 mendatang.
Heli menegaskan, dapur di Beji bakal sanggup melayani hingga 4.000 penerima manfaat. Kehadirannya diharapkan bisa memperkuat distribusi makanan bergizi yang selama ini ditangani dapur SPPG lain, seperti di Dadaprejo dengan kapasitas 3.200 porsi per hari dan Bulukerto.
“Program MBG ini komitmen Presiden Prabowo untuk anak-anak kita. Kalau gizinya tercukupi, daya pikir dan fisik berkembang lebih baik. Hasilnya, kualitas belajar meningkat dan SDM makin mumpuni,” ujar Heli, Minggu (28/9/2025).
Heli tak menutup mata soal masalah yang belakangan mencuat. Ia menegaskan, Pemkot Batu bakal melakukan evaluasi ketat agar insiden serupa tidak terulang.
“Program ini sangat baik, tinggal bagaimana kita mengawal agar benar-benar terealisasi. Harapan kami, anak-anak di Kota Batu bisa menikmatinya setiap hari tanpa masalah,” tegasnya.

CEK DAPUR: Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto saat melakukan pengecekan di dapur SPPG di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Pembangunan dapur baru di Beji juga dinilai strategis. Selain menopang dapur yang sudah ada, kehadirannya bisa memperluas jangkauan layanan. “Targetnya ada 14 dapur yang tersebar di seluruh wilayah Kota Batu. Kalau itu tercapai, sekitar 39–40 ribu anak sekolah bisa mendapat manfaat langsung dari MBG,” tambahnya.
Menurut Heli, program MBG bukan proyek sesaat. Lebih dari itu, ini adalah investasi jangka panjang menyiapkan generasi emas 2045. “Kalau anak-anak tumbuh dengan gizi baik, mereka akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan. Ini bentuk nyata sinergi pemerintah pusat dengan daerah,” ungkapnya.
Dalam kunjungannya, Heli sempat meninjau langsung ruang pengolahan, peralatan masak, hingga jalur distribusi dapur Beji. Ia optimistis dapur itu bisa beroperasi tepat waktu.
“Dengan adanya dapur MBG di Beji, ini bukan sekadar soal perut kenyang. Tapi bagaimana kita menyiapkan generasi penerus bangsa yang sehat, cerdas dan berdaya saing,” ujarnya.
Pembangunan dapur baru di Desa Beji dianggap penting. Selain untuk menopang dapur yang sudah ada di Kecamatan Junrejo, juga untuk memperluas jangkauan layanan.
“Dengan tambahan dapur di Beji, kita bisa memperkuat distribusi makanan untuk ribuan siswa. Ke depan targetnya ada 14 dapur yang tersebar di seluruh wilayah Kota Batu,” jelas Heli.
Jika target tersebut tercapai, Ia memperkirakan sekitar 39–40 ribu anak sekolah di Kota Batu bisa mendapatkan manfaat langsung dari program MBG. (Ananto Wibowo)