
MALANG POST – Kondisi tanah di beberapa titik Kota Batu ternyata rawan bergerak. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mencatat dua kejadian tanah ambles dalam sehari. Meski tidak menelan korban jiwa, peristiwa itu cukup membuat warga sekitar waswas.
Peristiwa pertama, lokasinya berada di lingkungan SPS Rosella, Jalan Flamboyan Atas RT 3 RW 7, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu. Dari hasil kaji cepat, amblesan tanah dipicu akar pohon di sekitar aliran irigasi yang membusuk.
“Kondisi tersebut melemahkan struktur tanah sekaligus membuat plengsengan tergerus air,” tutur Plt Kalaksa BPBD Kota Batu, Suwoko, Rabu (24/9/2025).
Akibatnya, tanah di area sekitar ambles dengan dimensi panjang 6 meter dan lebar 5 meter. Dampaknya cukup terasa, terutama bagi anak-anak yang biasa bermain di taman bermain SPS Rosella. Akses menuju area tersebut kini terganggu dan dinilai tidak aman.
Meski begitu, laporan resmi BPBD menyebutkan tidak ada korban jiwa. Petugas bersama perangkat kelurahan, guru SPS Rosella dan warga telah melakukan koordinasi untuk upaya penanganan awal.
“Kaji cepat sudah dilakukan, rekomendasi berikutnya perbaikan plengsengan teknis oleh dinas terkait serta dukungan logistik untuk kerja bakti warga,” terangnya.

AMBLES: Tim BPBD Kota Batu saat melakukan identifikasi tanah ambles yang terjadi di sejumlah titik Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Belum tuntas warga menata lokasi pertama, siangnya sekitar pukul 14.00 WIB kejadian serupa kembali dilaporkan. Kali ini di Jalan KH. Agus Salim Gang 2, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu.
Tanah ambles di titik kedua berbeda penyebab. Lokasi tersebut diketahui merupakan bekas galian C. Struktur tanah yang sudah lemah makin diperparah dengan kebocoran saluran pembuangan di sekitar permukiman.
“Hasilnya, tanah di sana amblas dengan dimensi panjang 5 meter, lebar 4 meter dan kedalaman hingga 2,5 meter,” ungkap Suwoko.
Kondisi itu cukup mengkhawatirkan. Selain membahayakan warga sekitar, akses jalan kampung ikut terganggu. Sama seperti kasus sebelumnya, tidak ada korban jiwa. Namun, potensi bahaya tetap ada jika tidak segera ditangani.
Petugas BPBD Kota Batu langsung berkoordinasi dengan perangkat Kelurahan Sisir, Agen Informasi Bencana Provinsi Jawa Timur, serta warga setempat. Upaya awal berupa kaji cepat sudah dilakukan.
“Selanjutnya direkomendasikan tindak lanjut pasca bencana berupa pengurukan tanah yang ambles serta pemberian bantuan logistik,” tambahnya.
Hingga kini, BPBD Kota Batu masih melakukan pemantauan di dua titik tersebut. Peristiwa tanah ambles ini mengingatkan kembali bahwa meski tidak hujan deras, wilayah Kota Batu dengan kondisi topografi perbukitan dan tanah bekas galian masih rawan bencana.
“Sinergi warga, perangkat daerah dan instansi terkait menjadi kunci agar penanganan bisa lebih cepat sekaligus mencegah risiko lebih besar,” tutupnya. (Ananto Wibowo)