
Dari Limbah Menjadi Peluang Usaha, PkM-UB dengan Fokus Zero Waste pada Olahan Sempol dan Tahu Bakso. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Universitas Brawijaya (UB) melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, terintegrasi dengan Mahasiswa Membangun Desa (MMD), mendampingi Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (Poklahsar) “Dadhen Mandiri”.
Fokus pemberdayaan masyarakat meliputi peningkatan produktivitas serta pemasaran digital olahan sempol dan tahu bakso berbahan dasar limbah fillet ikan patin, dengan pendekatan zero waste.
Program ini merupakan kolaborasi antara Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM) UB dan Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek/BRIN). Durasi program satu tahun, dirancang sebagai rangkaian kegiatan berkelanjutan yang tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga membangun kapasitas Poklahsar agar menjadi pelaku usaha yang adaptif terhadap perubahan zaman.
Program yang didukung pendanaannya pada tahun 2025 ini bersifat long-term engagement. Mahasiswa melalui program MMD akan aktif mendampingi kelompok tani selama satu bulan, dari tahap praproduksi, produksi, pascproduksi, hingga implementasi strategi pemasaran digital. Poklahsar juga diberdayakan melalui praktik langsung integrasi penggunaan teknologi pada pengolahan, pemasaran digital, dan pembuatan konten promosi. Selain itu, program tambahan mencakup pemanfaatan fillet patin sebagai produk bernilai jual berbasis zero waste.
Tim PkM yang dipimpin Dr. Candra Adi Intyas, S.Pi., M.P., memperkenalkan kemasan baru yang lebih baik dari segi desain dan jenis kemasan guna mendukung komitmen memajukan UMKM produk sempol dan tahu bakso pada Poklahsar Dadhen Mandiri, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
“Harapan kami melalui kegiatan ini adalah membuka lapangan pekerjaan yang layak dengan meningkatnya kapasitas produksi, sehingga pendapatan juga meningkat,” ujar Candra.
Hal senada disampaikan Michael Adrian Made Y.S., Pimpinan Dadhen Mandiri: “Kami sangat terbantu dengan program ini. Sebelumnya proses produksi membutuhkan waktu berjam-jam, namun dengan bantuan alat yang diberikan, produksi untuk jumlah yang sama kini hanya memerlukan kurang dari satu jam. Kami sangat berterima kasih.”
Menurut Candra, kegiatan ini juga diharapkan dapat mengurangi limbah atau waste dari produk perikanan. “Kita memanfaatkan limbah ikan patin dari proses pembuatan fillet patin yang biasanya terbuang menjadi olahan frozen food berupa sempol dan tahu bakso. Ini merupakan langkah positif yang mengurangi waste dalam kerangka Blue Economy.”
Dengan pendekatan yang menyeluruh dan kesinambungan yang kuat, UB menegaskan bahwa pengabdian kepada masyarakat tidak sekadar transfer ilmu, melainkan transformasi cara berpikir dan bertindak para pelaku usaha desa. Harapannya, Poklahsar menjadi lebih berdaya, kompetitif, dan mampu meningkatkan pendapatan melalui inovasi serta adaptasi digital yang berkelanjutan. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)