
TERBAIK: Rektor UIBU, Dr. Nurcholis Sunuyeko, M.Si., ketika menyerahkan ijazah asli kepada Atik Permata Sari, mahasiswi program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang menjadi wisudawan terbaik tingkat universitas. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
MALANG POST – “Tatak mlakune, ning jobo banter tenan angine. Soyo dewasa ra ngenteni badai terang, nanging sinau nari ning tengah udan.”
Itu adalah penggalan lirik lagu Sinarengan. Dinyanyikan suami istri, Denny Caknan dan Bella Bonita, yang dirilis pada 12 Maret 2025 lalu. Diproduksi DC Production dan ditulis langsung Denny Caknan, lagu ini kini sudah ditonton lebih dari 80 juta kali.
Siapa menyangka lagu dengan aransemen yang menyentuh dan lirik yang penuh makna itu, menjadi tema dalam UIBU Night Graduation: Learning to Dance In The Rain.
Bahkan tidak cukup hanya menjadikan penggalan lirik lagunya jadi tema, kampus yang bermetamorfosa dari IKIP Budi Utomo tersebut, langsung mendatangkan penyanyinya. Denny Caknan. Lengkap dengan DC Music dalam balutan DC Production.
Tak heran wisuda ke-30 dalam semua bentuk institusi, atau yang kedua saat jadi Universitas Insan Budi Utomo, berubah menjadi private concer untuk para sivitas akademika. Utamanya bagi 1.041 wisudawan dari program sarjana (S1) dan magister (S2).
Kampus yang dipimpin Rektor, Dr. Nurcholis Sunuyeko, M.Si., memang selalu anti mainstream ketika menggelar wisuda. Yang tidak sekadar sebuah prosesi untuk menyandangkan gelar Sarjanan Pendidikan (S.Pd), Sarjana Teknik (ST) dan Magister Pendidikan (M.Pd), untuk mahasiswanya.
“Wisuda malam ini, saya ibaratkan seperti belajar menari di tengah hujan.”
“Hujan itu bisa deras, bisa dingin, bahkan bisa bikin orang mundur.”
“Tapi pemenang sejati, adalah mereka yang berani menari di dalamnya. Itulah Learning to Dance in the Rain,” jelas Sam Rektor, panggilan akrab Nurcholis Sunuyeko.

DUET: Denny Caknan bersama Rektor UIBU dan DC Music di tengah-tengah private concer di momen wisuda Universitas Insan Budi Utomo. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
Tak heran, ribuan wisudawan yang masing-masing didampingi orang tua, hanyut dalam konser papan atas tersebut. Apalagi panggung dan penonton tidak berjarak. Mereka benar-benar bisa menyatu dengan setiap alunan musik ambyar, yang menjadi ciri khas Denny Caknan.
“Saya ingin para wisudawan Universitas IBU, bisa menghadapi badai hidup bukan dengan takut. Tapi dengan senyum, karya dan keberanian. Kalau perlu, bikin dunia ikut menari bersama kalian,” tegas Sam Rektor di hadapan wisudawan.
Karena itulah, sebut anggota Dewan Pakar PWI Jawa Timur ini, UIBU memilih tema: learning to dance in the rain, didasarkan pada kondisi perkembangan dunia, tanda di dunia dan perubahan dunia yang kadang tidak bisa diduga. Yang kadang-kadang cepat sekali berubah.
“Sepanjang wisudawan telah diberikan ilmu pengetahuan oleh para dosen, Itu adalah senjata untuk mereka terus berkiprah. Senjata untuk terus belajar, meskipun badai dan hujan datang.
“Karena itu tantangan ke depan akan lebih besar. Jadi mari kita bersama-sama terus belajar menari di tengah hujan,” tandas Pembina PWI Malang Raya ini.

MEMUKAU: Penampilan Denny Caknan yang mampu menghipnotis ribuan sivitas akademika Universitas IBU di hall Hotel Ijen Suites. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
Sedangkan untuk para wisudawan angkatan kedua, Sam Rektor menyebut, adalah pendekar dan ujung tombak bagi Universitas Insan Budi Utomo. Sebab mereka masih berada di lingkungan tiga besar dalam sejarah perjalanan kampus yang berdiri sejak 1984 dengan nama IKIP Budi Utomo tersebut.
“Hari ini, selain Anda sekalian memberi kebahagiaan kepada orang tua dan wali masing-masing, juga memberikan kebahagiaan bagi kita semua.”
“Khususnya para dosen, mereka ini adalah hasil ciptaan Anda semua. Dalam arti adalah ciptaan ilmunya. Dan Anda sekalian, Bapak Ibu dosen harus juga ikut berbahagia,” tegas Sam Rektor di hadapan wisudawan di Ijen Suites Convention and Hall, Kamis (18/9/2025) malam.
Sam Rektor juga berpesan kepada wisudawan, untuk jangan sekali-sekali melupakan semua hal yang telah diberikan orang tua maupun wali mahasiswa. Karena tanpa peran dan pengorbanan mereka, wisudawan tidak akan bisa duduk di acara wisuda tersebut.
Sementara itu, dalam wisuda ke-30 tersebut, Atik Permata Sari, mahasiswi dari program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, menjadi wisudawan terbaik tingkat universitas. IPK-nya mencapai 3,99 yang merupakan tertinggi dari 1.041 wisudawan.
Untuk program studi Magister Pendidikan Olahraga (S2), mahasiswa terbaik tingkat universitas didapatkan Desinta Adelia Wardani (Terbaik 1) IPK: 3,82 dan Rulli Efan Perdana (Terbaik 2) dengan IPK: 3,82. (Ra Indrata)