
MALANG POST – Mahasiswa Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) Kelompok 63 melaksanakan program Penyusunan Buku Cerita berjudul “Legenda Telaga Jenon dan Desa Gunungronggo”.
Program ini menjadi bagian dari Revitalisasi Perpustakaan MI Darussalamah di Desa Gunungronggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Program ini bertujuan untuk memperkaya koleksi perpustakaan dengan bacaan baru yang relevan sekaligus mendorong peningkatan literasi siswa sekolah dasar.
Proses penyusunan buku dimulai sejak Juli 2025 dengan serangkaian kegiatan. Tahap awal dilakukan melalui koordinasi bersama perangkat desa dan tokoh masyarakat. Mahasiswa melakukan wawancara dengan sesepuh desa untuk menggali cerita rakyat, khususnya legenda asal-usul Telaga Jenon yang sangat lekat dengan identitas Desa Gunungronggo.
“Cerita tersebut kemudian ditulis ulang dengan bahasa yang sederhana, komunikatif, dan sesuai dengan tingkat pemahaman anak-anak,” ungkap Koordinator Desa Kelompok 63 Najwa El Kiromi.
Setelah naskah rampung, mahasiswa melanjutkan dengan pembuatan ilustrasi berwarna.
“Ilustrasi didesain dengan gaya visual kartun dan warna cerah agar lebih menarik bagi anak-anak. Perpaduan teks sederhana dengan gambar visual diharapkan dapat meningkatkan minat baca sekaligus membantu siswa memahami isi cerita,” tambah Najwa.

Pada minggu keempat, buku “Legenda Telaga Jenon dan Desa Gunungronggo” selesai dicetak dan secara simbolis diserahkan kepada pihak MI Darussalamah pada 4 Agustus 2025. Penyerahan ini bersamaan dengan peresmian perpustakaan yang telah direvitalisasi, sehingga buku langsung menjadi salah satu koleksi baru yang dapat diakses siswa.
“Respon siswa sangat antusias. Mereka tampak bersemangat membuka halaman demi halaman buku, bahkan beberapa siswa langsung membaca keras-keras di hadapan teman-temannya,” kata Najwa.
Guru dan kepala sekolah turut menyampaikan apresiasi karena buku ini tidak hanya menambah koleksi perpustakaan, tetapi juga menghadirkan konten yang dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa, yaitu cerita rakyat dari desa mereka sendiri.
Dijelaskan Najwa, penyusunan buku ini merupakan salah satu cara sederhana namun bermakna untuk menghadirkan budaya lokal dalam dunia literasi anak-anak.
“Harapan kami, buku ini bisa menjadi bacaan favorit siswa sekaligus sarana untuk menjaga cerita rakyat agar tidak hilang ditelan zaman,” ungkapnya.
Program ini sejalan dengan SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas) karena mendorong peningkatan literasi dasar siswa melalui penyediaan bahan bacaan yang kontekstual dan edukatif. Dengan adanya buku cerita rakyat ini, diharapkan siswa MI Darussalamah semakin gemar membaca, lebih percaya diri dalam kegiatan literasi, serta memiliki kebanggaan terhadap identitas budaya desanya.
Secara keseluruhan, penyusunan buku “Legenda Telaga Jenon dan Desa Gunungronggo” menjadi bukti nyata bahwa program pendukung dapat memberikan dampak signifikan terhadap keberhasilan revitalisasi perpustakaan. Buku ini tidak hanya berfungsi sebagai media belajar, tetapi juga sebagai penghubung antara literasi, identitas, dan pelestarian budaya lokal. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)