
HARGA MURAH: Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat ikut membantu menyerahkan beras SPHP yang dibeli senilai Rp57.500/5kg. di acara GPM, Minggu (7/08/2025). (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menginformasikan, Kecamatan Lowokwaru berhasil mencatatkan penjualan terbanyak dalam Gerakan Pangan Murah (GPM). Yakni sekitar Rp20 juta lebih, untuk edisi Agustus 2025 kemarin.
Empat kecamatan lainnya, Kecamatan Klojen, Sukun, Blimbing serta Sukun, berada jauh di bawahnya.
Untuk edisi September 2025, GPM masih berlangsung dua kali. Pertama di Kelurahan Mulyorejo Sukun, kedua di Kelurahan Tunggulwulung, Lowokwaru.
“GPM ini bertujuan stabilisasi pasokan sekaligus harga bahan pangan. Sekaligus membantu meringankan beban masyarakat.”
“Pada September ini, akan kita gelar sembilan kali. Tersebar di lima kecamatan,” ungkap Wahyu Hidayat, saat meninjau GPM di Kelurahan Tunggulwulung, Minggu (7/08/2025).
Di kesempatan tersebut, kata Wahyu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, mengeluarkan 11 ton beras SPHP, satu ton beras premium, minyak goreng dan gula.
Lantaran tingginya antusiasme warga, satu ton beras premium yang dijual sampai ludes, bahkan kekurangan. Namun untuk kebutuhan SPHP, tetap terpenuhi dan pasokannya aman sampai akhir tahun nanti.
Mantan Sekda Kabupaten Malang ini mengakui, saat momen Maulid Nabi beberapa waktu kemarin, harga pangan tertentu mengalami kenaikan. Namun demikian, pihaknya bersama TPID, berupaya menstabilkan harga sekaligus menjaga pasokannya.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Bulog, pasokan SPHP yang sempat ada keterlambatan, kini di gudang Bulog sudah aman sampai akhir tahun. Sambil kita upayakan harga dan pasokan lainnya senantiasa tetap stabil,” imbuhya.

JUALAN MURAH: Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, didampingi Kepala Dispangtan serta disaksikan anggota Komisi D DPRD, saat memantau stand beras premium dalam Gerakan Pangan Murah di Tunggulwulung. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan Hariyadi, membenarkan kebutuhan bahan pangan seperti beras SPHP, minyak goreng, gula hingga beras premium, masih tersedia hingga saat ini.
Khusus untuk GPM, Slamet menyebut ada selisih harga yang lebih murah. Antara Rp1.000 – Rp5.000, dengan harga di pasaran. Karena itu, antusias masyarakat saat GPM digelar sangat tinggi sekali. Bahan pangan yang disediakan, selalu habis tak tersisa.
Pihaknya bertekad lewat GPM tersebut, bisa mensukseskan stabilitas pasokan dan harga bahan pangan. Meski pelaksanaannya tidak setiap hari, agar tidak sampai mengganggu minat belanja masyarakat ke pasar tradisional.
“GPM kita gelar jika ada peningkatan kebutuhan masyarakat, tapi pasokan ada keterlambatan dan harga ada kenaikan.”
“Pelaksanaan GPM di Tunggulwulung ini, targetnya sebanyak mungkin warga sekitar memanfaatkannya,” cetusnya.
Sementara itu, Susi, warga RW 2 Kelurahan Tunggulwulung menilai sangat positif GPM yang digelar. Karena membantu warga yang membutuhkan bahan pangan dengan harga murah.
“Harganya sangat selisih. Di sini beras premium 5kg harganya Rp72 ribu. Di luaran masih Rp77-78 ribu. Kalau lainnya selisih Rp1.000 atau Rp2.000. Kami tadi mau beli premium sudah kehabisan stok,” pungkasnya. (Iwan Irawan/Ra Indrata)