
MALANG POST – Komandan Kodim 0833/Kota Malang, Letkol Inf Mohammaf Al Haridz menyampaikan, pada Minggu (31/8/2025) pukul 20.00 WIB, dilakukan Deklarasi Damai dari jajaran Forkopimda, akademisi dan tokoh masyarakat. Sebagai kesepakatn bersama, untuk tetap menjaga kedamaian di tengah kondisi chaos yang terjadi di beberapa daerah.
“Dalam deklarasi itu, disepakati kalau penyampaian aspirasi boleh saja dilakukan tapi secara baik dan pihak aparat keamanan mendahulukan tindakan humanis dan persuasif,” katanya saat menjadi narasumber talk show di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (1/9/2025).
Letkol Haridz menambahkan, pihaknya sejak pagi tadi, sudah sampai di Balaikota Malang. Bersinergi dengan Polri dan Pemerintah Daerah, untuk mengupayakan Kota Malang terkondisikan.
Dandim juga mengingatkan masyarakat, untuk selalu check and richeck terkait informasi yang didapatkan. Juga selalu bijak dan memastikan kebenaran berita itu, sebelum melanjutkan share.
“Salah satu contoh berita hoaxs yang beredar, adanya sniper yang sudah di tugaskan dibeberapa titik,” ujar Dandim.
Sedangkan di lapangan, Dandim menyebut, bersama Polri selalu mengedepankan tindakan humanis, dengan menerima setiap inspirasi masyarakat.
Koordinator Ketua BEM Malang Raya, Gilang Dalu menjelaskan, sebelumnya memang sempat dibuat pamflet dan flyer yang tersebar soal aksi dari mahasiswa hari ini.
Tapi setelah ada rapat mendadak, pada Senin jam 04.30 WIB, bersama beberapa presiden mahasiswa Malang, akhirnya diputuskan untuk pending aksi yang sudah disiapkan.
“Untuk pamflet dan flyer soal ajakan turun kami tarik. Kemudian diganti dengan seruan menyejukkan untuk saling menjaga di tengah kondisi chaos ini,” kata Gilang.
Pihaknya juga menghimbau siapapun yang turun, diharapkan tuntunan jelas dan terorganisir. Jangan sampai ada yang menunggangi aksi sampai akhirnya ricuh.
Sementara itu pakar komunikasi politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Suko Widodo melihat berjalannya demonstrasi, dari mulai persiapan sampai akhirnya penyampaian aspirasi, semakin bias dan terlihat beberapa kejanggalan.
Suko menjelaskan juga, kondisi sempat chaos dan ada beberapa pihak yang menunggangi atas dasar kepentingan pribadi. Padahal seharusnya semua aksi berjalan kondusif.
“Sekarang ini saatnya tokoh masyarakat hadir untuk memberikan narasi-narasi menyejukkan di berbagai daerah,” katanya.
Sedangkan dosen Psikologi Organisasi Massa Universitas Muhammadiyah Malang, Zakarija Achmat memandang, karena masyarakat menyampaikan pesan sebelumnya tidak efektif, maka mendorong masyarakat melakukan aksi demonstrasi.
“Karena pergerakannya ini massa, maka ada beberapa benturan dan kerusuhan yang tidak terhindarkan. Ini sebagai dampak yang terjadi diluar kontrol,” tegasnya.
Zakarija menambahkan, karena masalah yang terlalu kompleks, maka terjadi juga pergeseran tujuan lain lain. Bisa jadi hal ini tercetus karena ada provokasi kelompok tertentu. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)