
MALANG POST – Lima mahasiswa lintas disiplin Universitas Brawijaya (UB) menciptakan VitalSense. Alat monitoring vital tubuh non-invasif yang mampu mendeteksi sindrom metabolik secara real-time tanpa pengambilan darah maupun peralatan medis rumit.
Tim terdiri atas Ferdy Sofyana Tri Putra (2022) sebagai ketua, serta anggota yang terdiri atas: Mochammad Saiful Anwar (2022), Muhammad Zaidan Wajdi (2023), Gabriel Irwana (2023), dan Anas Asyraf (2023).
Inovasi ini mengantarkan tim menjadi satu-satunya perwakilan UB yang lolos pendanaan nasional Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif (PKM-KI) 2025, terpilih dari lebih dari 800 proposal se-Indonesia, di mana hanya 37 yang berhasil didanai.
Disampaikan Saiful bahwa inovasinya adalah perangkat berbasis Internet of Things (IoT) yang dilengkapi kecerdasan buatan menggunakan metode Random Forest.
Alat ini dapat mengukur enam parameter vital tubuh sekaligus tekanan darah, nadi, glukosa, kolesterol, suhu tubuh, dan saturasi oksigen.
Hasil pembacaan diklasifikasikan secara otomatis dan ditampilkan real-time lengkap dengan rekomendasi personal sesuai usia dan kondisi tubuh pengguna, tanpa perlu adanya sentuhan langsung.

“Selama ini kita hanya bergerak saat penyakit sudah parah. Kami ingin masyarakat bisa mendeteksi lebih awal, tanpa takut jarum atau biaya mahal,” ujar Saiful.
Ferdy menambahkan bahwa inovasi ini memadukan fungsi tensimeter, termometer, oksimeter, dan glukometer dalam satu perangkat. Uniknya, alat ini bisa digunakan siapa saja, bahkan di rumah.
“VitalSense tidak hanya membaca data, tetapi juga digunakan untuk menganalisis risiko, memprediksi kondisi, dan mengirimkan peringatan dini. Pendekatan berbasis data dan machine learning diterapkan untuk meningkatkan responsivitas dan akurasi,” tambah Gabriel.
Hasil uji coba awal menunjukkan akurasi lebih dari 98 persen dalam mengklasifikasikan status kesehatan, dengan respons positif dari pengguna terkait kenyamanan dan kemudahan penggunaan. Menutup penjelasan, Anas menyampaikan pesan dan harapan dari tim.
“VitalSense hadir untuk mengingatkan bahwa masa depan kesehatan bukan hanya soal mengobati, tetapi mencegah sejak dini,” ujar Anas.
Tim ini dibimbing oleh dosen lintas bidang: Ir. Nurussa’adah, M.T (Teknik), Dr. dr. Ristiawan Muji Laksono, Sp.An-TI., Subsp.M.N.(K) FIPP (Kedokteran), dr. Rachmad Sarwo Bekti, M.Med.Ed (Kedokteran), Ns Elvira Sari Dewi, S.Kep., M.Biomed (Keperawatan) dan Ns Endah Panca L.F., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB (Keperawatan). (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)