
MALANG POST – Sampai dengan Agustus 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, mencatat ratusan kejadian bencana.
Kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Batu, Gatot Noegroho, berdasarkan data BPBD sejak Januari sampai Agustus 2025, ada 118 kejadian bencana yang didominasi tanah longsor.
“Selain tanah longsor, bencana lainnya yang mendominasi seperti banjir dan cuaca ekstrem. Diantaranya angin kencang dengan daerah rawan ada di Bumiaji,” ujarnya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Jumat (22/8/2025).
Gatot menjelaskan, langkah mitigasi bencana juga dilakukan agar masyarakat lebih waspada dan siap saat terjadi bencana. Termasuk menggandeng forum anak, untuk melakukan edukasi soal kesiapsiagaan bencana.
Sedangkan Badan Metrologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi hujan, masih akan terjadi di musim kemarau ini.
Koordinator Observasi dan Informasi BMKG STALKIM JATIM, Ahmad Luthfi, menjelaskan sejak akhir Mei, Malang Raya sudah memasuki musim kemarau. Tapi ada fenomena unik di tahun 2025, dimana curah hujan tinggi saat musim kemarau.
Luthfi menyampaikan, fenomena ini dikenal sebagai fenomena kemarau basah, yang pernah terjadi di tahun 2010, 2013, 2016 dan 2021 sampai 2022.
Diprediksi, penyebab kemarau basah di tahun 2025 karena berbagai faktor. Seperti gelombang Rossby, Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Kelvin.
BMKG memprediksi potensi hujan masih berpeluang terjadi dalam beberapa hari ke depan. Untuk bulan September, curah hujan diperkirakan masih dominan rendah hingga menengah.
Saat masuk musim kemarau seperti sekarang, Dinas Kesehatan Kota Batu mencatat ada ratusan kasus demam berdarah.
“Ada sejumlah jenis penyakit yang berpotensi terjadi saat musim kemarau basah. Seperti demam berdarah dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA),” kata Kabid P2P Dinkes Kota Batu, dr. Susana Indahwati.
Data Dinkes, sebutnya, sampai Juli 2025 ada kurang lebih 142 kasus demam berdarah.
Selain itu, sebagai langkah pencegahan Dinkes juga rutin memberikan edukasi bersama puskesmas terkait pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
“Dinkes juga melakukan pemetaan dan pemantauan penyakit secara rutin, khususnya penyakit menular,” demikian sebutnya. (Anisa Afisunani/Ra Indrata)