
MALANG POST – Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) melalui program Mahasiswa Membangun Desa-Doktor Mengabdi (MMD-DM) mengadakan sosialisasi dan pelatihan pengolahan produk perikanan berbahan baku lokal. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Kesetnana, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan dilakukan mulai (31/7/2025) hingga (6/8/2025) dalam beberapa sesi pelatihan
Prof. Dr. Anik M. Hariati., M.Sc., selaku ketua tim menyampaikan. Tingginya angka stunting di Desa Kesetnana telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, menjadikannya faktor pendorong utama pelaksanaan program.
Kondisi ini diperparah oleh keterbatasan akses masyarakat terhadap pangan bergizi, rendahnya diversifikasi makanan, serta kurangnya pemahaman tentang gizi seimbang. Melihat potensi lokal yang belum tergarap optimal, program ini berupaya memanfaatkan sumber daya perikanan seperti ikan lele dan tuna.
Tim memperkenalkan berbagai produk bernutrisi seperti abon ikan tuna dan nugget ikan tuna, yang secara langsung mendukung pencapaian SDGs nomor 2 “Tanpa Kelaparan” melalui peningkatan ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat, khususnya di daerah rawan stunting seperti Desa Kasetnana.
Program ini juga selaras dengan SDGs nomor 3 “Kesehatan dan Kesejahteraan” karena olahan produknya yang kaya nutrisi berkontribusi dalam pencegahan stunting, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta perbaikan status gizi masyarakat secara menyeluruh.
“Kegiatannya tidak hanya mengatasi masalah kelaparan tetapi sekaligus menciptakan dampak berkelanjutan bagi kesehatan masyarakat dan penguatan ekonomi lokal, dimana masyarakat desa mampu menghasilkan produk bernilai tinggi yang mendukung kesejahteraan mereka dalam jangka panjang,” ungkap Prof. Anik.
Masing-masing sosialisasi dilakukan dengan demonstrasi pembuatan produk dari awal persiapan bahan hingga produk yang siap dikonsumsi. Kemudian, para peserta diminta mencicipi masing-masing produk dan memberikan penilaiannya berdasarkan produk yang diujikan. Masing-masing produk dinilai berdasarkan warna, aroma, rasa, dan tekstur yang dibandingkan dengan produk komersial.
Tingginya partisipasi warga dalam pelatihan menunjukkan bahwa kesadaran tentang hubungan antara pemanfaatan ikan lokal, perbaikan gizi, dan pencegahan stunting mulai terbentuk.
“Kehadiran para mahasiswa benar-benar membawa perubahan besar bagi kami. Mereka membantu mengolah hasil perikanan, sehingga kini ikan yang kami dapat tidak hanya dijual mentah saja, tetapi juga bisa diolah menjadi berbagai produk yang bermacam-macam,” ungkap Jenny salah satu warga.
Dengan memanfaatkan potensi lokal dan edukasi gizi yang tepat, kegiatan ini diharapkan akan menjawab akar masalah stunting di Desa Kesetnana. (*/M abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)