
MALANG POST – Dua kali turun bersama Arema FC di dua laga perdana, Yann Motta Pinto, sudah mendapatkan dua kartu yang berbeda. Bahkan kartu terakhir yang diterima, membuat pemain asal Brasil ini terancam absen untuk beberapa pertandingan terdekat.
Saat menjamu PSBS Biak, Yann Motta menerima kartu kuning dari Wasit Yudai Yamamoto. Penyebabnya, dinilai melakukan tekling keras di menit ke-18 kepada pemain PSBS.
Terbaru, mantan pemain Persija ini justru diusir wasit Candra, lantaran menghentikan langkah Nermin Haljeta saat membawa bola dan berpeluang mencetak gol.
Kartu merah langsung itu diterima menit ke-54. Itu pun setelah wasit melakukan review on field pada layar VAR, hingga membuat keputusan pemberian kartu kuning dianulir dan diganti kartu merah.
Hilangnya pemain berpostur 190 cm ini, menjadikan lini belakang Arema FC dibombardir pemain-pemain Laskar Mataram.
Puncaknya saat laga memasuki menit ke-88, dalam sebuah serangan yang sporadis, Betinho Filho mencoba menanduk bola untuk menghindarkan dari gawang Arema FC.
Tapi alih-alih si kulit bundar keluar lapangan, tapi bola lambung hasil tendangan Ezequiel Vidal itu malah meluncur lurus ke pojok kiri atas gawang yang dikawal Adi Satryo.
Gol bunuh diri itulah yang menggagalkan peluang Singo Edan membawa pulang tiga poin. Karena sejak menit ke-41, Arema FC sudah unggul berkat penalti yang diambil Dalberto Luan Belo.
Apalagi meski berbagai gempuran dilakukan PSIM Yogyakarta, tetapi Adi Satryo selalu berhasil mementahkan peluang-peluang berbahaya tersebut.
“Ini poin penting jauh dari rumah. Maaf untuk tim saya dan suporter,” tulis Motta dalam akun media sosialnya.
Pemain kelahiran Sao Goncalo, Brasil, itu pun sepertinya tidak mau larut dalam kekecewaan. Dia pun berjanji bakal kembali bermain dengan penampilan yang lebih baik.
Hanya saja, kapan pemain yang mulai bergabung dengan Arema FC sejak 1 Juli 2025 bisa kembali turun, masih menunggu hasil sidang Komite Disiplin PSSI.
Tetapi merujuk pada kartu merah langsung yang diterima Johan Ahmat Alfarizie di akhir Liga 1 musim 2024/2025 lalu, kapten tim Arema FC itu harus absen tiga laga. Satu laga karena sanksi kartu merah. Ditambah dua laga dari hasil sidang Komdis PSSI.
Praktis jika Yann Motta juga mendapatkan sanksi yang sama, pemain 25 tahun ini harus absen saat menjamu Bhayangkara Presisi FC, dijamu Persijap dan menjamu Dewa United.
“Saya berjuang keras untuk sampai di sini dan saya akan kembali dengan lebih kuat,” tegas bek tengah kelahiran 24 November 1999 ini.
Pelatih Arema FC, Marcos Santos mengaku, diusirnya Yann Motta menjadikan Arema FC kesulitan untuk bisa mempertahankan kemenangan. Karena Singo Edan harus bermain dengan 10 pemain.
“Kami mengendalikan pertandingan. Kami berada di posisi bisa mencetak gol dulu. Kemudian kami kehilangan satu pemain. Kami tahu tim akan bangkit, tapi muncul kekecewaan setelah gawang kami kebobolan,” kata Marcos.
Kondisi tersebut bisa terjadi, karena dengan kehilangan satu pemain, membuat memunculkan lubang di sektor pertahanan Arema FC.
“Saya pikir itu sulit. Saat ini, dalam sepak bola modern, dalam sepak bola global di seluruh dunia, ketika kehilangan seorang pemain, itu sangat sulit.”
“Namun, tim memiliki perilaku yang baik. Kami tidak menyerah. Pemain kami bermain untuk pemain yang diusir keluar lapangan.”
“Para pemain saya, tim saya, patut diberi selamat, karena kami menghadapi tim yang sangat terlatih, sangat berkualitas dan kami bermain sangat baik. Tim kami tetap fokus, tetap terorganisir, dan bisa saja mencetak skor lebih baik untuk kemenangan,” jelas pelatih asal Brasil itu.
Marcos Santos juga bersikeras Yann Motta tak seharusnya diberi kartu merah. Namun, mau tak mau pihaknya harus menerima keputusan yang merugikan tersebut.
“Saya pikir dia diusir keluar lapangan terlalu keras. Tapi itu adalah keputusan wasit. Ada pemain lain yang bisa saja melewatinya, tetapi itu sudah menjadi keputusan wasit,” pungkasnya. (*/Ra Indrata)