
TERBARU: QRIS Tap, inovasi terbaru pembayaran digital, mulai dikenalkan di Malang Raya dalam even QRIS Tap Experience. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
MALANG POST – Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS – baca: Kris) Tap, inovasi terbaru dari Bank Indonesia dalam sistem pembayaran digital, mulai bisa digunakan oleh warga Malang Raya.
Sebagai penanda, Selasa (12/8/2025), Bank Indonesia Malang menggelar, QRIS Tap Experience di kawasan Kayutangan Heritage. Yang masih menjadi satu rangkaian dari Pekan QRIS Nasional 2025.
Metode pembayaran digital, yang memanfaatkan teknologi NFC tersebut, benar-benar untuk mempermudah transaksi.
Pengguna cukup menempelkan ponsel yang memiliki fitur NFC ke mesin pembaca NFC di merchant, untuk melakukan pembayaran. Tanpa perlu memindai kode QR.
“Hanya saja untuk saat ini, metode pembayaran tersebut baru dapat digunakan pada ponsel berbasis android,” ujar Deputi Kepala Perwakilan BI Malang, Siti Nurfalinda, seusai membuka QRIS Tap Experience di Tomoro Coffee, Kayutangan, Kota Malang.
Data Bank Indonesia menunjukkan, Sandbox QRIS Tap NFC sudah mulai diperkenalkan sejak 24 September 2024. Tetapi secara resmi baru diimplementasikan pada 14 Maret 2025.
Disrupsi terbesar penggunaan QRIS di front end, adalah meluasnya preferensi NFC secara global. Sepanjang 2023 – 2024 nilai transaksi tumbuh 411,7 persen. Terutama didorong wilayah Asia dan Australia, termasuk Indonesia.
Standar QRIS sebagai Satu Bahasa, dapat diintegrasikan dengan teknologi NFC, diharapkan dapat menyediakan preferensi masyarakat, yang membutuhkan cara bayar secara contactless, dengan value proposition yang lebih baik dari NFC eksisting. Serta tetap menjamin pemrosesan transaksi domestik.
“Beberapa keunggulan penggunaan QRIS Tap diantaranya, mudah dan cepat dengan waktu transaksi 300 mili/second. Serta relatif cocok untuk transaksi bersifat mass dan rapid.”
“Selain itu, juga lebih aman dari kartu UE (Uang Elektronik) karena menggunakan teknologi NFC (Near Field Communication). Termasuk lebih fleksibel karena transaksi dapat dilakukan dengan minim cahaya dan guncangan,” tambah Linda, panggilan akrab Siti Nurfalinda.
Karena itulah, QRIS Tap yang menjadi sebuah inovasi pembayaran digital ini, sengaja dirancang dalam rangka kebutuhan transaksi yang cepat dan massal untuk berbagai jenis pembayaran. Seperti transportasi dan ritel dengan efisiensi, yang ditunjang dengan keamanan tinggi.
Gelaran QRIS Tap Experience di Tomoro Coffee itu sendiri, jelas Linda, sekaligus dipakai untuk seleksi QRIS Jelajah Budaya Indonesia (QJI).
QRIS Jelajah Budaya Indonesia 2025, adalah program nasional yang digagas oleh Bank Indonesia, untuk menggabungkan digitalisasi sistem pembayaran dengan pelestarian budaya lokal.
“Program ini bukan sekadar kampanye transaksi digital. Tapi juga sebuah gerakan budaya, yang mengajak masyarakat menjelajahi kekayaan Nusantara, sambil bertransaksi secara praktis dan aman menggunakan QRIS,” jelasnya.
Secara keseluruhan, hingga Maret 2025 kemarin, pemakai QRIS telah tembus 56,28 juta pengguna. Dengan merchant yang menerima QRIS mencapai 38,1 juta dan total perangkat Electronic Data Capture (EDC) mencapai 2,3 juta unit.
QRIS saat ini juga menjadi fondasi digital bagi segmen UMKM. Angkanya mencapai 93 persen atau sekitar 38,1 juta pengguna QRIS. Terbagi dalam pelaku usaha mikro 57,52 persen, usaha kecil 29,59 persen, usaha menengah 5,89 persen dan usaha besar di angka 3,37 persen.
Sementara untuk pengembangan dan inovasi QRIS Tap di sektor transportasi, berupa tap in tap out, rencananya akan dilaunching pada September 2025 mendatang. (Ra Indrata)