
SARAPAN: Wali Kota Batu, Nurochman saat mengajak sarapan bareng ratusan penyapu jalan Kota Batu di Alun-alun Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
MALANG POST – Udara sejuk Alun-Alun Kota Batu, Jumat pagi (8/8/2025), menjadi saksi kehangatan silaturahmi antara ratusan petugas penyapu jalan dan Wali Kota Batu, Nurochman. Momen sarapan bersama ini tak sekadar temu wicara biasa, tapi menjadi ruang dialog langsung yang penuh aspirasi.
Duduk lesehan beralas tikar, para petugas kebersihan yang sehari-hari menjadi garda terdepan kebersihan kota, menyampaikan unek-unek mereka kepada pemimpin kota. Mulai dari permintaan peningkatan sarana dan prasarana, hingga curhat soal honor yang kini sudah mulai naik.
Salah satu petugas penyapu jalan, Septa tak bisa menutupi rasa syukurnya. Kenaikan honorarium yang mulai diberlakukan sejak Juli 2025 disambut positif. Meski pencairannya baru masuk Agustus, hal ini dianggap sebagai angin segar bagi para petugas.
“Mungkin sekarang sudah mulai lega karena honornya naik. Tapi kami juga menyampaikan kalau seragam selama ini hanya baju, belum termasuk celananya,” ucap Septa.
Tak hanya itu, Septa juga mengusulkan agar pertemuan seperti ini bisa menjadi agenda rutin. Minimal sebulan sekali, mereka ingin punya ruang berdialog langsung dengan Wali Kota, tanpa sekat dan penuh keterbukaan.
Usulan itu pun disambut positif oleh Wali Kota Nurochman. Pria yang akrab disapa Cak Nur ini menyampaikan bahwa pihaknya terbuka terhadap masukan. Bahkan, Pemkot Batu sedang berupaya menyusun langkah-langkah strategis untuk terus memperbaiki kesejahteraan para petugas kebersihan.
“Selain memang sudah ada di visi misi kami, ini bukan sekadar janji politik. Tapi bentuk nyata apresiasi. Karena terus terang, selama ini apresiasi terhadap penyapu jalan masih kurang,” ujar Cak Nur.
Ia menegaskan, bahwa keberadaan para petugas kebersihan memiliki peran vital dalam menjaga wajah Kota Batu tetap bersih, nyaman dan layak dikunjungi. Apalagi sebagai kota wisata, beban kerja mereka meningkat drastis saat musim liburan tiba.
“Bayangkan kalau kota ini kotor. Siapa yang mau datang?. Karena itu tugas mulia ini harus kita dukung dengan kesejahteraan yang layak,” imbuhnya.
Saat ini, menurut catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), jumlah petugas penyapu jalan di Kota Batu mencapai 116 orang. Mereka bekerja dalam tiga shift: pagi, siang dan sore. Untuk hari libur, mereka menyusun jadwal bergantian agar tetap bisa menikmati waktu bersama keluarga.
Terkait kenaikan honor, Cak Nur menjelaskan bahwa sejak Juli lalu sudah ditambahkan Rp200 ribu. Dari semula Rp1,9 juta menjadi Rp2,1 juta per bulan. Nilai yang diharapkan bisa terus meningkat secara bertahap sesuai kemampuan anggaran daerah.
“Kita terus upayakan. Kedepan mungkin tidak hanya lewat APBD, bisa juga dari sumber lain. Ini bentuk komitmen kami untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” tegasnya.
Tak hanya berbicara soal angka, pertemuan ini menunjukkan bahwa komunikasi dua arah antara pemerintah dan petugas lapangan bisa terjalin hangat dan membangun. Ada kesadaran bersama bahwa pelayanan publik yang prima tak bisa dilepaskan dari peran petugas kebersihan. (Ananto Wibowo)