
SUNDULAN: Pemain-pemain Arema FC ketika berlatih rutin. Untuk persiapan menghadapi Super League, Arema FC hingga saat ini sudah punya 34 pemain. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Soal efisiensi pemain, tampaknya tidak berlaku bagi Arema FC di Super League musim 2025/2026 ini. Bagaimana tidak, 34 pemain saat ini dimiliki untuk persiapan turun di kompetisi kasta tertinggi di Indonesia.
Jumlah itu, memang kurang satu pemain dari jumlah maksimal 35 pemain, yang diperbolehkan didaftarkan ke PT I League (Liga Indonesia Baru).
Bahkan untuk pemain asing, Arema FC mengambil angka maksimal. Yakni 11 pemain asing. Itu termasuk Pablo Oliveira yang masih cedera. Dan sembilan diantaranya berasal dari Brasil. Hanya Julian Guevara (Kolombia) dan Ian Puleio yang berasal dari Argentina.
Mayoritas pemain asing Arema FC berasal dari Brasil, menjadikan tim ini salah satu yang paling ‘Latin’ di liga musim ini.
Dengan skuad yang gemuk, persaingan menuju starting eleven semakin sengit.
Pelatih Marcos Santos harus meracik strategi yang tidak hanya kompetitif, tetapi juga menjaga kekompakan tim.
Bahkan posisi kiper pun, diperebutkan antara Adi Satryo dan Lucas Frigeri. Sekaligus menunjukkan betapa ketatnya atmosfer internal tim.
“Mau tidak mau, saya harus membuat racikan yang tepat. Jumlah pemain yang banyak bukan masalah. Tapi tantangan untuk menjaga ritme, kekompakan dan kejelasan peran,” kata Marcos Santos.
Pelatih asal Brasil ini, justru menyoroti bahwa persaingan di setiap lini yang cukup ketat, sebagai sebuah peluang untuk meningkatkan kualitas tim. Meski Marcos Santos juga menekankan pentingnya menjaga mentalitas dan kenyamanan antar pemain.
Karena selama masa persiapan, pelatih 46 tahun ini melihat ada dua masalah utama pada tim yang diarsitekinya. Yakni soal mentalitas bertanding dan konsentrasi pemain.
Mentalitas bertanding, terutama menghadapi tekanan di laga tandang. Sedangkan konsentrasi pemain, menurutnya masih belum stabil di beberapa pertandingan uji coba.
Marcos Santos tampak realistis namun optimis. Ia percaya bahwa dengan pendekatan yang tepat, skuad besar bisa menjadi kekuatan, bukan beban.
Tidak itu saja, dengan formasi yang melimpah ruah, Marcos Santos tampaknya juga bakal berkreasi lebih maksimal. Salah satunya bakal menyulap Luiz Gustavo, untuk menjadi suksesor Thales Lira.
Nama pemain terakhir, di musim ini justru dipinjamkan ke Persija Jakarta. Meski di Liga 1 musim 2024/2025 lalu, Thales Lira menjadi andalan lini belakang Arema FC, yang tak tergantikan.
Namun saat ini, Marcos Santos sepertinya bakal mengandalkan bek asal Brasil itu, di lini pertahanan Arema.
Sebetulnya, selepas Thales pergi, Arema masih punya dua bek tengah asing tersisa. Yakni Odivan Koerich dan Yann Motta.
Namun, Marcos masih belum puas hanya punya dua stopper asing, sehingga mendatangkan Gustavo yang punya karakter berbeda.
Selain bisa bermain sebagai bek tengah, Gustavo juga mahir menempati posisi lain di gelandang bertahan dan bek sayap.
Kelebihan inilah yang menjadi salah satu motivasi Marcos memilihnya sebagai rekrutan anyar.
“Saya pikir, kepergian Thales membuat kami harus mendatangkan pemain penggantinya untuk membuat tim ini jadi lebih baik,” kata Marcos.
Pelatih berlisensi Pro Conmebol itu cukup senang, Gustavo datang ke Arema dengan modal kemampuannya sebagai bek.
Selain itu, pemain berusia 31 tahun ini memiliki pengalaman bermain bersama klub-klub Liga Brasil Serie A, seperti Vasco da Gama dan Palmeiras.
“Dia seorang pemain yang pernah bermain di klub-klub besar di Liga Brasil, seperti Palmeiras dan Vasco da Gama.”
“Dia pemain dengan level tinggi dari Brasil, yang datang untuk bantu tim ini untuk meningkatkan kualitas lebih jauh lagi,” pungkas pelatih yang baru musim ini melatih tim di Indonesia. (*/Ra Indrata)