
MALANG POST – Capaian perekaman Kartu Identitas Anak (KIA) di Kota Batu tergolong tinggi. Namun ternyata masih ada ribuan anak yang belum memiliki kartu identitas khusus tersebut.
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Batu, hingga pertengahan 2025 ini baru 41.087 anak yang tercatat memiliki KIA dari total 52.675 anak. Artinya, masih ada 11.588 anak di Kota Batu yang belum memiliki KIA.
Secara persentase, capaian KIA di Kota Batu kini menyentuh angka 78 persen. Angka itu sebenarnya melampaui target tahun lalu yang hanya dipatok di angka 54 persen. Namun, Pemkot Batu tak mau cepat puas. Tahun ini, targetnya jauh lebih ambisius, yakni 100 persen.
Kepala Bidang Pendaftaran Penduduk Dispendukcapil Kota Batu, Retno Probowati menyebut pihaknya tengah menggeber berbagai strategi percepatan. Salah satu andalannya adalah program mobiling go to school.
“Kami lakukan jemput bola ke sekolah-sekolah. Setiap hari tim mobiling mendatangi sekolah-sekolah, mulai dari PAUD, TK, SD, hingga SMP. Khusus untuk anak di atas usia 5 tahun hingga di bawah 17 tahun,” terang Retno, kemarin.
Ia menjelaskan, program mobiling itu cukup efektif dalam menjangkau anak-anak yang sebelumnya belum sempat melakukan perekaman KIA. Ia mencontohkan, dalam satu kali kunjungan, timnya bisa melakukan perekaman terhadap ratusan anak sekaligus.
“Seperti beberapa waktu lalu, ada 300 anak yang berhasil kami rekam datanya di sekolah mereka masing-masing,” imbuhnya.

JEMPUT BOLA: Dispendukcapil Kota Batu saat melakukan jemput bola, agar semua anak-anak Kota Batu memiliki KIA. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Ia menegaskan, bahwa perekaman KIA hanya diperuntukkan bagi anak-anak warga asli Kota Batu. Hal ini sesuai regulasi yang berlaku, di mana setiap anak yang berdomisili dan terdaftar sebagai warga Kota Batu wajib memiliki KIA.
Menurutnya, keberadaan KIA bukan sekadar formalitas administratif. Ada sejumlah manfaat nyata yang bisa dirasakan pemilik KIA. Salah satunya adalah potongan harga tiket masuk di sejumlah destinasi wisata di Kota Batu.
“Kami sudah bekerja sama dengan beberapa pengelola objek wisata. Anak-anak yang menunjukkan KIA saat membeli tiket bisa dapat harga khusus,” ungkap Retno.
Untuk semakin mempermudah akses layanan, pengurusan KIA juga telah difasilitasi di level desa dan kelurahan melalui Sistem Informasi Pelayanan Kependudukan Desa (SI APEL PEDES). Masyarakat kini tak perlu repot antre di Mal Pelayanan Publik (MPP).
“Cukup datang ke kantor desa atau kelurahan masing-masing. Pengajuan KIA bisa diurus di sana,” ujarnya.
Pemkot Batu menaruh harapan besar agar cakupan 100 persen KIA bisa tercapai di tahun ini. Mengingat jumlah anak yang belum memiliki KIA tersisa sekitar 11 ribu lebih. Jumlah yang diyakini bisa dikejar lewat optimalisasi program mobiling serta pelayanan di tingkat desa.
Pemkot Batu juga tengah mempertimbangkan perluasan manfaat KIA. Tak sekadar potongan tiket wisata, kartu ini diharapkan bisa menjadi identitas utama anak dalam berbagai pelayanan publik lainnya. Baik di sektor pendidikan, kesehatan, maupun layanan sosial.
Wali Kota Batu, Nurochma menekankan, pentingnya KIA sebagai bagian dari upaya membangun basis data kependudukan yang lebih akurat dan terintegrasi.
“KIA bukan sekadar kartu biasa. Ini pondasi awal dalam membentuk administrasi kependudukan yang rapi dan akurat sejak anak-anak,” tutupnya. (Ananto Wibowo)