
DIREKTUR Kemahasiswaan Universitas Brawijaya, Dr. Suwarjo, SP., MP. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Universitas Brawijaya (UB) kembali menorehkan capaian membanggakan di kancah nasional dengan menempati peringkat ketiga dalam daftar kampus paling berprestasi versi Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas).
Peringkat ini merupakan hasil akumulasi capaian mahasiswa UB di berbagai ajang kompetisi tingkat nasional dari klaster olahraga, riset dan inovasi, serta seni budaya, sebagaimana tercatat dalam pangkalan data SIMT (Sistem Informasi Manajemen Talenta) Puspresnas.
Direktur Kemahasiswaan UB, Dr. Sujarwo, S.P., M.P., menyampaikan bahwa pencapaian ini bukan hasil yang instan, melainkan buah dari proses panjang yang sistematis dan sinergi kolektif lintas elemen di universitas.
“UB meraih sekitar 600-an poin, yang berasal dari kontribusi mahasiswa di berbagai perlombaan nasional. Ini merupakan bentuk kerja sama yang erat antara WR III, Direktorat Kemahasiswaan, para Wakil Dekan III di fakultas, hingga lembaga kemahasiswaan,” ujarnya, Sabtu (5/7/2025).
Menurut Sujarwo, Puspresnas melakukan kurasi terhadap penyelenggara lomba untuk memastikan standar mutu nasional, sehingga data yang terkumpul merepresentasikan kualitas capaian talenta secara nasional.
“Lewat kurasi itulah, basis data prestasi nasional dibangun. Dan UB, berdasarkan data itu, berhasil menempati posisi ketiga secara nasional,” imbuhnya.
UB disebut memiliki ekosistem pembinaan prestasi yang terbangun dari hulu ke hilir, mulai dari penguatan informasi peluang lomba, pendampingan teknis, hingga dukungan administratif dan pembinaan karakter mahasiswa.
“Mahasiswa yang aktif berkompetisi akan membentuk resiliensi dan ketahanan mental. Ini bukan hanya soal medali, tapi juga tentang karakter dan kesiapan menghadapi tantangan masa depan,” tegasnya.
Untuk memperkuat keberlanjutan prestasi, UB juga sedang mengembangkan sistem Satuan Kegiatan Mahasiswa (SKM) di tingkat universitas.
SKM ini dirancang untuk mendokumentasikan pengembangan soft skill mahasiswa secara sistematis dan terukur. Saat ini, beberapa fakultas seperti Filkom, FIB, dan Fikes telah lebih dulu menerapkannya.
“Melalui SKM, mahasiswa dapat menunjukkan hasil aktivitas non-akademik secara valid. Meski masih ada tantangan integrasi database di level universitas, sistem ini menjadi strategi penting dalam pembinaan talenta mahasiswa UB,” terang Sujarwo.
Sebagai penutup, Sujarwo menyampaikan pesan kepada seluruh mahasiswa UB untuk terus menyeimbangkan capaian akademik dengan pengembangan karakter dan soft skill.
“Dunia kerja saat ini membutuhkan lebih dari sekadar kemampuan akademik. Mahasiswa UB harus mampu berkolaborasi, memimpin, dan memiliki daya juang yang tinggi. Semua itu bisa dilatih lewat keterlibatan aktif dalam lomba dan kegiatan positif lainnya. Teruslah berprestasi dan mengembangkan diri,” pungkasnya. (*/M Abd Rahman Rozzi-Januar Triwahyudi)