
MALANG POST – Komponen 7A, yakni attraction, accessibility, amenities, activities, accommodation, awareness dan ancillary services, harus terus berjalan demi keberlangsungan wisata.
Hal itu disampaikan Ketua Prodi D3 Perjalanan Wisata, Universitas Merdeka Malang, Aprilia Rachmadian, A.Md, S.ST.Par, M.Par., saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Kamis (3/7/2025).
Aprilia menilai, di Kota Batu sejauh ini sudah cukup unggul memenuhi komponen 7A itu. Seperti infrastruktur jalan, fasilitas pendukung di tempat wisata, hingga banyaknya penginapan dengan berbagai jenis.
“Khusus di musim liburan yang ada potensi lonjakan wisatawan, pengelola wisata harus terus berkoordinasi dengan semua stakeholder. Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung,” sarannya.
Menyoal kunjungan wisatawan ke Kota Batu di semester pertama 2025, Kabid Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Batu, Dwi Nova Andriany menyebut masih rendah.
“Jumlah wisatawan yang datang ke Kota Batu pada periode Januari-Mei 2025, tercatat baru 2,5 juta pengunjung. Padahal target sampai akhir Desember mencapai 11 juta wisatawan,” katanya.
Penurunan tingkat kunjungan, lanjutnya, paling terlihat di destinasi wisata artificial yang biasanya dikunjungi oleh siswa.
Hal itu disebabkan adanya larangan study tour ke tempat yang jauh, oleh sejumlah pemerintah daerah di Indonesia.
Disparta Kota Batu terus memonitoring perkembangan destinasi wisata, termasuk dalam hal maintenance.
Terutama di sejumlah wisata dengan risiko cukup tinggi. Disparta bekerja sama dengan BPBD, tim medis sampai Satpol PP.
Sementara itu, Marketing and Public Relations Manager Jatim Park Group, Titiek S Ariyanto menyampaikan, pihaknya terus berbenah setiap tahun, untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada.
Karena keamanan dan pengunjung menjadi prioritas utama. Apalagi di holiday season juga butuh perhatian lebih intens.
“Saat ini Jatim Park Group tengah mempersiapkan untuk mengadopsi sistem pariwisata dari luar negeri.”
“Harapannya seluruh wahana di JTP, bisa berstandar internasional, yang bisa berdampak pada peningkatan jumlah pengunjung,” ujarnya.
Titiek juga menjelaskan, setiap wahana di Jatim Park Group sudah ada SOP. Bahkan ada daily inspection check, sebelum memastikan wahana layak dibuka untuk pengunjung.
Kedepannya, Titiek meminta pengunjung memahami setiap SOP supaya aman. Karena saat ini masih banyak pengunjung tidak taat aturan. (Faricha Umami/Ra Indrata)