
MALANG POST – Riuh sorak sorai dan tepuk tangan jadi penanda berakhirnya pertandingan Gateball di Porprov IX Jatim 2025 di Lapangan Kusuma Agrowisata, Selasa (2/7). Setelah empat hari penuh ketegangan dan strategi di atas lapangan.
Cabor Gateball menjadi salah satu magnet tersendiri di event kali ini. Total ada sebanyak 193 atlet dari 13 kabupaten dan enam kota ambil bagian dalam pertandingan ini. Terdiri dari 133 atlet putra dan 64 atlet putri, mereka turun di 8 kategori lomba.
Hasilnya Kabupaten Mojokerto keluar sebagai juara umum setelah menampilkan performa stabil di hampir semua kategori. Disusul Kota Malang di posisi kedua dan Kabupaten Lumajang di tempat ketiga. Namun bukan berarti daerah lain tak bersinar. Sidoarjo, Jember dan sejumlah daerah lain ikut mencicipi podium di beberapa nomor.
Lebih dari sekadar kompetisi, Gateball pada Porprov episode kali ini jadi bukti bahwa olahraga sunyi ini kian ramai peminat. Mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga atlet nasional.
Ketua Umum Pengprov Pergatsi Jatim, Aries Agung Paewai menyatakan, Porprov kali ini bukan hanya soal siapa yang menang dan kalah. Terlebih Gateball bukan hanya olahraga prestasi, tapi juga rekreasi.
“Kami berharap, dengan animo yang besar ini, olahraga Gateball bisa semakin dikenal dan diminati oleh semua kalangan, baik pelajar, mahasiswa hingga masyarakat umum,” tuturnya.

PRESTASI: Ketua Umum Pengprov Pergatsi Jatim, Aries Agung Paewai saat mengalungkan medali kepada atlet Gateball yang berhasil jadi juara di Porprov IX Jatim 2025. (Foto: Ananto Wibowo)
Menurut Aries, dominasi Mojokerto sudah bisa ditebak, karena daerah ini memang punya atlet-atlet Jatim. Namun ada daerah lain seperti Ngawi yang performanya menurun tahun ini. Tapi itulah kompetisi. Kadang naik, kadang perlu belajar lagi.
“Yang penting kita jaga semangatnya. Karena dari usia dini ini bisa lahir atlet-atlet masa depan,” tambah Aries.
Setelah Porprov, jalan berikutnya adalah PON (Pekan Olahraga Nasional). Aries dan jajaran Pergatsi Jatim berharap beberapa atlet yang tampil bersinar di Kota Batu ini bisa mewakili provinsi di ajang yang lebih tinggi.
“Semoga ini jadi batu loncatan. Kami ingin Gateball benar-benar merata, tidak hanya di kota-kota besar saja. Semua daerah harus punya andalan,” pungkas Aries.
Bagi yang belum akrab, Gateball mungkin terlihat seperti kombinasi santai antara golf dan catur. Tapi jangan salah. Olahraga ini menuntut strategi tajam, ketenangan tinggi dan tentu saja kekompakan tim. Cocok dimainkan semua usia, dari anak-anak hingga lansia.
Itulah kenapa olahraga ini semakin digemari. Bisa jadi ajang kompetisi serius, bisa juga jadi sarana bersantai yang penuh manfaat.
Di Porprov IX Jatim ini, Gateball menunjukkan dua wajahnya sekaligus: sebagai arena perebutan medali dan panggung silaturahmi antar daerah. Anak-anak muda dari berbagai penjuru Jawa Timur tak hanya pulang dengan medali, tapi juga membawa kenangan dan pengalaman berharga.
“Kami berharap ini menjadi motivasi bagi kabupaten/kota lain, agar Gateball bisa menjadi bagian olahraga yang diminati semua kalangan,” tutupnya. (Ananto Wibowo)