
TKP: Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji bersama anggota lainnya, didampingi Kabid Perdagangan Diskopindag, Ni Luh Eka Wilantari saat berada di lokasi kejadian, Rabu (2/07/2025). (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Ketua Komisi B DPRD Kota Malang, Bayu Rekso Aji, mendesak Pemkot Malang untuk merevitalisasi Pasar Besar Malang (PBM). Setelah Selasa (1/7/2025) kemarin, pagar pembatas di lantai 3 ambol dan menimpa PKL yang berdagang di lantai bawah.
Apalagi usia bangunan PBM sudah sangat tua. Sejak 1991 hingga saat ini, belum ada sentuhan revitalisasi maupun renovasi keseluruhan.
“Kami tidak ingin kejadian semacam ini terus terulang lagi. Sangat merugikan bagi pedagang yang sedang berjualan.”
“Kami lihat sendiri, kondisi fisik tembok sudah rentan ambrol. Ini sangat membahayakan pedagang,” kata Bayu, setelah bersama-sama anggota lainnya meninjau tempat kejadian, Rabu (2/7/2025) kemarin.
Karena itu, pihaknya berharap ada pengertian dari Himpunan Pedagang Pasar Besar Malang (HIPPAMA). Untuk bisa menerima rencana Pemkot Malang merevitalisasi PBM ini.
“Tujuannya agar PBM lebih aman, nyaman, bagus, kuat serta lebih bersih dan rapi tata kelola.”
“Sejauh ini kami lihat upaya Pemkot Malang untuk merevitalisasi, masih terus terganjal penolakan dari HIPPAMA. Bahkan sudah dua kali,” imbuhnya.
Selain itu, Komisi B mendorong Pemkot Malang, untuk terus berkomunikasi dengan Kementerian PU. Agar pelaksanaan revitalisasi arahnya semakin lebih jelas lagi.
“Kalau soal runtuhan pagar tembok yang berserakan, kami berharap Diskopindag berkoordinasi dengan DLH untuk segera membersihkannya.”
“Lokasi tempat kejadian, sementara waktu diamankan. Antisipasi dari kecelakaan lanjutan atau pedagang berjualan di lokasi tersebut,” cetusnya.

EMPATI: Rombongan Komisi B DPRD Kota Malang, saat menjenguk korban ambrolnya pagar tembok lantai tiga PBM, di RS Panti Nirmala, Rabu (2/07/2025). (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Pagar tembok lantai 3 yang ambrol Selasa lalu sekitar 13.45 WIB, mengenai seorang penjual pisang, Siti Fatimah (50), warga Kelurahan Buring, Kedungkandang. Kini korban masih dirawat secara intensif di RS Panti Nirmala.
Mengenai bantuan dan perhatian kepada korban, pihaknya meminta Wali Kota Malang menjenguk sekaligus memberikan santunan. Sebab keluarga korban membiaya sendiri pengobatannya.
“Bersama anggota yang lain, kami juga menjenguk dan mendoakan sekaligus memberikan suport kepada korban,” ucapnya.
Sebagai upaya mengantisipasi terjadinya ambrol susulan, Kabid Perdagangan Diskopindag Kota Malang, Ni Luh Eka Wilantari, menyebut sudah memasang banner imbauan kepada pedagang. Agar mewaspadai atau lebih hati-hati terhadap puing yang sewaktu-waktu bisa berjatuhan.
“Tempat dimana insiden kecelakaan penjual pisang terjadi, sudah kami sterilisasi dari PKL yang berjualan. Supaya tidak menimbulkan korban lainnya.”
“PKL yang ada selama ini, kita geser ke arah selatan, sekitar lima atau sepuluh meter. Agar lebih aman dan nyaman untuk berjualan,” tutur Eka.
Disinggung kapan tempat yang disterilkan bisa kembali dimanfaatkan, pihaknya belum bisa memastikan. Harus menunggu arahan dari Kepala Dinas. Serta menunggu kondisi bangunan dinyatakan kuat dan aman.
“Kami telah membuat laporan ke Pak Wali Kota terkait kondisi ini.”
“Sedang kepada pedagang yang lain, harus lebih waspada dan saling mengingatkan ketika ada kekurangan dari pedagang lainnya.”
“Ketika ada hal yang mengkhawatirkan, segera memberi informasi kepada pihak pasar,” tandasnya.
Terpisah, Sonhaji (47) penjual tempe asal Pakis Kabupaten Malang Kasiati (65) asal Tajinan Kabupaten Malang, mengakui punya kekhawatiran saat berjualan, setelah adanya tragedi pagar ambrol.
“Kebetulan pas kejadian kemarin, kami sudah pulang. Dagangan kami laris, jam 09.00 sudah habis. Padahal biasanya baru habis jam 14.00.”
“Kami hanya bisa berdoa dan berupaya lebih waspada dan hati-hati saja,” ujar mereka berdua di lokasi kejadian tersebut. (Iwan Irawan/Ra Indrata).