
DI KANJURUHAN: Setelah resmi diperkenalkan sebagai pelatih Arema FC pada Kamis (26/6/2025), Marcos Santos langsung menemui pemain saat berlatih. (Foto: Cak Taufik/Arema Official)
MALANG POST – Nama lengkapnya: Marcos Vinicius dos Santos Goncalves. Sejak 26 Juni 2025 kemarin, secara resmi menjadi pawang singo. Menggantikan posisi Jose Manuel Gomes da Silva, yang kontraknya tidak diperpanjang.
Pelatih 46 tahun kelahiran Santos, Brasil, yang memiliki lisensi Conmebol Pro, bahkan langsung mengumbar janji, saat bertemu pertama kali dengan para penggawa Singo Edan.
“Saya senang ada di sini dan saya akan membawa Arema FC menjadi juara.”
“Mulai besok (Sabtu, 27/6/2025), saya akan melatih. Saya akan membawa tim ini terus berada di atas dan terus meningkat,” kata Marcos Santos, di Stadion Kanjuruhan.
Pelatih yang sudah memoles sekitar 14 klub di Brasil itu, memang tidak punya waktu panjang. Setelah tiba di Malang dan dikenalkan pada Kamis (26/6/2024), Marcos Santos harus sudah berada di lapangan. Mempersiapkan tim untuk turun di turnamen pramusim Piala Presiden 2025.
Arema FC yang bakal menjadi satu dari enam kontestan turnamen berhadiah Rp11 miliar itu, bakal bertanding pada 8 Juli mendatang. Lawan pertamanya adalah Liga Indonesia All Stars, di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
“Saya senang ada di sini. Arema FC adalah tim besar. Semoga musim ini Arema FC bisa berada di atas,” ujar Marcos Santos, kepada awak media.
Pelatih yang lahir pada 24 Mei 1979 itu, memang tidak datang sendiri. Pihaknya membawa serta asisten pelatih Andre Caldas, yang menjadi pilihannya. Untuk bersama-sama dengan Kuncoro, Siswantoro dan para asisten pelatih Arema FC lainnya, mempersiapkan Johan Ahmat Alfarizie turun di kompetisi Liga 1 musim 2025/2026 mendatang.
Keputusannya memilih Arema FC, juga bukan tanpa alasan. Selain karena reputasi klub yang besar, pelatih yang memoles Clube Nautico, sebelum hijrah ke Arema FC, juga mengaku tertarik dengan fanatisme Aremania.
“Saya lihat Arema FC punya suporter yang besar. Jadi saya harap bisa banyak membantu tim ini,” tambahnya.
Itulah sebabnya, Marcos mengaku tidak gentar menghadapi tekanan dari Aremania. Yang selama ini dikenal sangat keras dan kritis terhadap pelatih-pelatih yang menukangi Singo Edan.
Terbukti banyak pelatih yang memilih mengundurkan diri, karena tidak kuat dengan tekanan Aremania. Terutama jika pelatih tersebut, tidak sesuai dengan ekspektasi suporter.
“Dukungan besar dari Aremania, harus menjadi kekuatan yang bisa dimanfaatkan untuk mengangkat performa tim. Jadi saya tidak gentar dengan tekanan suporter,” tegas Marcos.
Karena saat menerima tawaran dari Arema FC, Marcos mengaku langsung mempelajari serta mencari informasi tentang Arema FC. Termasuk melihat bagaimana tradisi bermain bola di Indonesia. Dari situlah Marcos bisa mengetahui nama-nama pemain Arema FC dan Aremania.
“Tawaran dari Arema FC sangat menarik. Karena itu saya memilih ke Malang. Meski ada beberapa klub di negara lain, yang juga memberikan tawaran untuk melatih.”
“Tapi kalau klub dari Indonesia, hanya Arema FC yang memberikan penawaran kepada saya,” tegasnya.
General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi, menjelaskan proses pergantian pelatih, sudah melalui evaluasi dan pertemuan dengan semua direksi serta tim pelatih. Evaluasi itu sudah dilakukan sejak Mei 2025 lalu. Tepatnya setelah kompetisi Liga 1 musim 2024/2025 usai.
“Jadi kita sudah punya rapor semua pemain, pelatih dan para asistennya. Termasuk tentunya rapor Ze Gomes, pelatih Arema FC. Karena rapor itu menjadi bahan evaluasi kita, untuk menyusun tim di musim depan,” ujar Inal, panggilan akrab General Manager Arema FC.
Hasil evaluasi tersebut, tambah Inal, Ze Gomes tidak lagi mendapat perpanjangan kontrak. Manajemen juga langsung diminta mencari pelatih pengganti.
Dipilihnya Marcos Santos, setelah manajemen melihat track record pelatih asal Brasil itu, saat berkiprah di puluhan klub. Termasuk diantaranya menjadi pelatih Timnas U-17 Brasil.
Alasan lainnya, karena di Arema FC saat ini banyak pemain asing yang berasal dari Brasil. Paling tidak, dari lima pemain asing yang dipertahankan, empat diantaranya berasal dari Brasil.
“Ya sudah, karena banyak pemain Brasil yang kita perpanjang kontraknya, kenapa tidak sekalian saya kita ambil pelatih dari Brasil. Karena dengan memiliki kewarganegaraan yang sama, sudah pasti untuk membangun chemistry akan semakin mudah,” jelasnya.
Penentuan Marcos Santos sebagai pelatih, semakin mantap setelah manajemen melihat beberapa video cara memoles klub. Yang dinilai sangat cocok dengan karakter dan cara bermain Arema FC.
“Sebenarnya ada beberapa pilihan (pelatih). Sekitar dua atau tiga nama.”
“Tapi sepertinya Marcos ini yang oke. Terus dia juga kenal dengan beberapa pemain kita. Seperti Dalberto (Luan Belo), yang pernah satu klub dengannya,” tegas pria kelahiran Bogor ini. (*/Ra Indrata)