
MALANG POST – Perubahan database penerima bantuan sosial (bansos), menjadi salah satu faktor lambatnya penyaluran bansos di tahun 2025.
Kata dosen Prodi Kesejahteraan Sosial, Universitas Muhammadiyah Malang, Iin Sulis Setyowati, S.Sos., M.Si., saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, database yang digunakan Kemensos sudah ada perubahan.
“Sebelumnya data menyalurkan bantuan berupa DTKS. Kemudian diubah menjadi Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN),” katanya, di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (11/6/2025).
Meski perubahan database ini, tambahnya, dilakukan agar bansos yang diberikan tepat sasaran.
Karena itu, bansos di tahun 2025 belum tersalurkan, lantaran adanya perubahan database penerima bantuan.
Hal itu dibenarkan salah satu penerima bansos, Damanuri. Yang menyebut, sampai bulan Juni 2025, dirinya belum menerima bansos dari program pemerintah. Yang biasanya diterima setiap tiga bulan sekali.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kab Malang, Zia’ul Haq menyebut, pihaknya sudah melakukan pertemuan dengan seluruh operator penyalur bantuan dan Dinsos. Untuk membahas kendala pengelolaan data penerima bansos.
Zia menjelaskan, single data sangat penting dalam pengelolaan bansos. Agar penerima bisa tepat sasaran.
“DPRD Kabupaten Malang juga akan melakukan pengawasan ketat pada data yang dipakai, sebagai dasar penyaluran bantuan,” katanya.
Itulah sebabnya, untuk memastikan bantuan tepat sasaran, pihaknya juga berkoordinasi dengan BPS untuk pengelolaan data. (Anisa Afisunani/Ra Indrata)