
TARI : Penampilan peserta didik kelas 1 saat menampilkan tari tradisional dari negeri sakura Jepang. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ahmad Yani, Kota Malang, menggelar ajang kreasi yang dikemas dalam Fantasi Festival Akhir Tahun Talenta Sitaya 2024-2025, Rabu (11/06/25)
Festival ini digelar dalam rangka mengenal dunialewat karya. Sekaligus juga mengembangkan kreativitas peserta didik.
Berbagai kreasi dipertunjukkan seluruh siswa didik SDIT Ahmad Yani. Mulai kelas 1 hingga 6, yang merupakan Implementasi dari Kurikulum Merdeka P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) yang didalamnya ada Berkebhinekaan Global.
Dalam festival ini, peserta didik SDIT Ahmad Yani yang beralamat di Jl Kahuripan No 12 Kecamatan Klojen Kota Malang, mengenakan baju tradisional negara lain. Seperti Jepang, China, Hongkong, Italia, Arab Saudi dan Korea Selatan.
Berdasarkan Kemendikbudristek No.56/M/2022, P5 ini adalah kegiatan kokurikuler berbasis proyek, yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi salah satunya Berkebhinekaan Global.
Dengan kata lain, pelajar diberi kesempatan untuk mendalami pengetahuan tentang budaya negara negara lain.
Sebagaimana ditegaskan Ki Hajar Dewantara, anak-anak mesti didekatkan hidupnya kepada kehidupan rakyat. Agar mereka tidak hanya memiliki pengetahuan saja, tapi bisa mengalaminya sendiri.
Dalam kegiatan proyek ini, peserta didik SDIT Ahmad Yani berkesempatan mengenakan pakaian budaya negara lain, sekaligus mengenal makanan khas negara tersebut. Tersaji dalam bentuk bazar makanan yang telah disediakan oleh wali murid.
Tema yang diambil dalam festival ini lebih mengedepankan Berkebhinekaan Global. Sejalan dengan proyek ini, yang tidak hanya mempelajari tema-tema atau isu penting sekitar seperti isu perubahan iklim, anti radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.
Kepala SDIT Ahmad Yani, Nurdiah Rachmawati, S.Pd., M.Pd mengatakan, tujuan P5 adalah ingin memberikan pengetahuan dan keterampilan peserta didik, untuk mampu berkreasi di P5 ini ada satu profil yakni Berkebhinekaan Global.
“Arti Berkebhinekaan beraneka ragam dalam profil Berkebhinekaan Global ini, kita mengambil negara lainnya. Seperti yang kita gelar hari ini yakni negara China, Hongkong, Italia, Arab Saudi, Korea Selatan dan Jepang.”
“Untuk semester kemarin, kita sudah mengangkat budaya negara kita. Saat ini kita beranjak ke budaya mancanegara, yang merupakan implementasi dari Berkebhinekaan Global.”
“Harapnya peserta didik bisa mengenal budaya negara lain mulai dari baju tradisionalnya, keseniannya dan makanan khas negara tersebut,” ujarnya.
Dirinya juga menjelaskan, tujuan agar anak anak bisa siap menjadi pemimpin global, tidak hanya mengenal budaya negara sendiri juga mengenal budaya negara lain.
“Secara tidak langsung dalam diri anak-anak kita akan tertanam sifat saling toleransi bernegara dan beragama. Serta saling menghormati satu sama lainnya,” ungkapnya.
Sebagai catatan ada nilai nilai mulia yang terkandung dalam profil pelajar Pancasila sudah jelas. Yakni hendak diwujudkan rakyat Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, serta kreatif.
Dimensi-dimensi itu menunjukkan, profil pelajar pancasila tidak hanya fokus pada kemampuan kognitif saja. Tetapi juga sikap dan perilaku sesuai jati diri sebagai bangsa Indonesia dan warga dunia.(*/Ra Indrata)