Jakarta – Pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 di Indonesia, memunculkan pertanyaan dari masyarakat dunia. Karena Indonesia memilih mendahulukan kalangan usia produktif. Yang berada pada rentang 18 – 59 tahun. Sementara negara-negara lain, mendahulukan golongan lanjut usia.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menyatakan, vaksin saat ini ditujukan bagi mereka yang masuk dalam golongan berisiko tinggi. Sementara untuk vaksin yang ditujukan pada kalangan lanjut usia, perlu pengembangan lebih lanjut.
‘’Kami ingin memastikan keamanannya. Namun pemerintah berkomitmen untuk memperluas ruang lingkup program vaksinasi,’’ jelasnya dalam media briefing di Gedung BNPB, yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Dalam kegiatan yang diikuti wartawan dari media internasional, Wiku menambahkan, saat ini terdapat sejumlah kelompok yang masuk dalam risiko tinggi terpapar Covid-19. Seperti pegawai sektor pelayanan publik, ataupun tenaga kesehatan yang menangani pandemi Covid-19 di garda terdepan.
Tak terkecuali kalangan lanjut usia. Penting untuk diketahui, vaksinasi saat ini dilakukan agar program vaksinasi dapat berjalan sesuai jadwal. Untuk itulah alasangya mengapa pegawai sektor pelayanan publik dan tenaga kesehatan, menjadi prioritas penerima vaksin Covid-19.
‘’Kita memahami, terdapat beberapa kelompok yang berisiko tinggi terpapar Covid-19. Termasuk kalangan lanjut usia. Sama halnya dengan pegawai pemerintah dan tenaga kesehatan. Kita harus memastikan, program vaksinasi berjalan sesuai jadwal,’’ lanjutnya.
Pemerintah menyadari, saat ini jumlah vaksin yang ada, tidak bisa mencukupi kebutuhan untuk memvaksin semua orang di dunia. Karenanya bagi kelompok berisiko lain, termasuk kalangan lanjut usia, berikut masyarakat umum, akan divaksinasi dengan memperoleh vaksin dari beberapa produsen lainnya.
Dalam program vaksinasi Covid-19 itu sendiri, saat ini pemerintah telah menerima tiga juta dosis vaksin siap pakai. Lalu 15 juta dosis bahan baku vaksin (bulk) Sinovac. Dan saat ini Pemerintah Indonesia akan mengadakan 50 juta dosis vaksin Novava, 50 juta dosis vaksin Astra Zeneca, 50 juta dosis vaksin Prfizer dan vaksin dari skema kerjasama COVAC-GAVI sebanyak 54 juta dosis.
Meski demikian, selain vaksin, pemerintah juga akan terus melakukan upaya pencegahan. Karena hal ini penting untuk menekan laju penularan Covid-19 di tengah-tengah masyarakat. Lebih lanjut, upaya 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment akan dimasifkan.
Pemerintah di berbagai tingkatan, Kepolisian, TNI dibantu organisasi masyarakat akan terus bekerja keras meningkatkan pengawasan dan juga meningkatkan sistem pelacakan untuk memastikan tidak ada kemunculan kasus baru.
‘’Prioritas pemerintah, hal terpenting dan utama adalah menjaga keselamatan rakyat Indonesia. Semua upaya, kita akan fokuskan dalam mencegah kematian, terutama mereka yang berada di garis terdepan penanganan Covid-19,’’ tegasnya.
Untuk itu, diakuinya, tahun 2020 lalu adalah tahun yang berat. Namun pada tahun 2021, pemerintah tetap mengedepankan sikap optimisme dan terus berjuang menjadi negara yang kuat dan terus memerangi pandemi Covid-19, hingga Indonesia terbebas dari pandemi. (rdt)