
Biger A Maghribi, Kepala Kantor OJK Malang. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang menilai kondisi Sektor Jasa Keuangan di wilayah kerja OJK Malang posisi Desember 2024 dalam kondisi stabil dan berkinerja positif, didukung likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga.
Penyaluran kredit perbankan dan perusahaan pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang tumbuh sebesar 13,05 persen yoy dan 12,37 persen yoy pada akhir tahun 2024. Itu melebihi pertumbuhan nasional yang masing-masing sebesar 10,39 persen yoy dan 6,92 persen yoy.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor OJK Malang, Biger A Maghribi. Mencermati berbagai tantangan dan peluang yang dihadapi, serta kebijakan-kebijakan yang akan diambil, lanjut Biger, OJK optimis tren positif kinerja sektor keuangan secara nasional di tahun 2025 akan berlanjut.
Kredit perbankan diproyeksikan tumbuh sebesar 9-11 persen, didukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga sebesar 6-8 persen. Di pasar modal, penghimpunan dana ditargetkan sebesar Rp 220 triliun. Piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan diproyeksikan tumbuh 8-10 persen dengan mencermati kondisi penjualan kendaraan bermotor yang menurun.
Aset asuransi diperkirakan tumbuh sebesar 6-8 persen. Aset Dana Pensiun diperkirakan tumbuh 9-11 persen dan Aset Penjaminan diperkirakan tumbuh 6-8 persen.
Sinergi kebijakan dengan berbagai pihak baik pemerintah, otoritas moneter, industri jasa keuangan, para pelaku usaha, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya dibutuhkan tidak hanya dalam konteks pencapaian outlook kinerja Sektor Jasa Keuangan, namun dalam memaksimalkan kebermanfaatan Sektor Jasa Keuangan bagi perekonomian nasional.
Sementara untuk perkembangan sektor IKNB terpotret dari sisi industri dana pensiun, total aset dana pensiun per November 2024 menurun 0,89 persen yoy dengan nilai mencapai Rp225 miliar. Jumlah investasi sendiri mengalami kenaikan sebesar 3,88 persen yoy menjadi Rp209 miliar.
Dalam rangka penguatan sektor Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP), kata Biger, OJK
telah menyelesaikan seluruh ketentuan yang merupakan amanat UU P2SK sepanjang tahun 2023-2024 melalui penerbitan 16 Peraturan OJK. Selanjutnya, OJK berencana menerbitkan 7 Peraturan OJK dan 9 Surat Edaran OJK terkait sektor PPDP di tahun 2025. Termasuk di antaranya ketentuan terkait kesehatan keuangan asuransi dan ketentuan terkait asuransi kesehatan yang ditargetkan terbit pada Triwulan 1 Tahun 2025.
Di sektor PVML, piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan tumbuh sebesar 12,37 persen yoy pada Desember 2024 menjadi Rp7,25 triliun, masih didominasi dengan Pembiayaan Multi Guna sebesar Rp 4,69 triliun. Pertumbuhan penyaluran pembiayaan itu lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang sebesar 6,92 persen yoy.
Profil risiko Perusahaan Pembiayaan terjaga dengan rasio Non Performing Financing (NPF) tercatat sebesar 3,44 persen. Penyaluran piutang pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang masih didominasi kepada sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (Rp1,99 triliun; porsi 27,57 persen).
Aktivitas Jasa Lainnya (Rp 892,87 miliar; porsi: 12,31 persen); serta Industri Pengolahan (Rp 804,84 miliar; porsi 11,10 persen).
Terdapat 10 entitas perusahaan IKNB yang berada di bawah pengawasan langsung OJK Malang yaitu 7 entitas LKM dan 3 perusahaan pergadaian. Perusahaan pergadaian mencatatkan penyaluran pinjaman sebesar Rp11,35 miliar pada akhir bulan November 2024 sedangkan total aset ketiga perusahaan tersebut mencapai Rp12,89 miliar.
Penyaluran Pinjaman/Pembiayaan Yang Diberikan oleh LKM di wilayah kerja KOJK Malang menurun 4,49 persen yoy dari Rp 11,03 miliar (Desember 2023) menjadi Rp 10,53 miliar (Desember 2024).
Selain penyaluran Pinjaman/Pembiayaan, kegiatan usaha lain yang dilakukan LKM adalah pengelolaan Simpanan/Tabungan dari masyarakat. Total Simpanan/Tabungan yang dihimpun sampai dengan akhir Desember 2024 adalah sebesar Rp7,54 miliar atau tumbuh 7,69 persen yoy.(Eka Nurcahyo)